Assalamu’Alaikum Wr.Wb
Puji syukur kita panjatkan kehadirat
Allah SWT. Atas terselesainya makalah yang saya buat ini
berisi tentang Cabang – Cabang
Olahraga.
Hasil pendidikan yang bermutu dari siswa yang sehat,
mandiri berbudaya, berakhlak mulia, beretos kerja, pengetahuan, dan menguasai
teknologi serta cinta tanah air. Hakikat belajar dari aktivitas perubahan
tingkah laku pembelajaran perubahan tingkah laku akan tercapai melalui kerja
keras dan usaha cerdas dari siapapun.
Paktor pendukung seperti
buku ajar, internet dll. Adalah sebagai salah satu indikator pendidikan perlu
diprioritaskan demi tercepatnya hasil belajar yang optimal. makalah ini juga tercantum
daftar isi diberikan supaya guru dan teman – teman dapat mengerti utuk membaca
dan memahaminya.
Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih
kepada guru pembimbing yang telah memberikan kami kesempatan untuk membuat makalah.
AKHIR KATA “Tiada Gading Yang Tak Retak” demikian pula makalah ini saya buat oleh
karena itu saran dan kritik saya nanti.
Lampahan, Oktober 2013
Penulis,
SILSA
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
Cabang – Cabang Olahraga 1
1. Angkat Besi 1
2. Bulu Tangkis 1
3. Sepak Bola 2
4. Bola Voli 2
5. Bola Basket 3
6. Base Ball 3
7. Balap Motor 4
8. Balap Mobil 4
9. Boling 5
10. Tinju 5
11. Tenis Meja 6
12. Sepak Takraw 6
13. Panahan 6
14. Senam 7
15. Seni Bela Diri 7
16. Bilyard 8
17. Berkuda 8
BAB I
1.1.
PENGERTIAN
ARUNG JERAM
Arung jeram atau olahraga arus deras (ORAD) merupakan
aktivitas pengarungan sungai berjeram/riam dengan menggunakan perahu karet,
kayak, kano, serta datung sebagai pengayuh. Arung jeram adalah aktivitas
pengarungan bagian arul sungai yang berjeram/riam dengan menggunakan wahana
tertentu. Sarana alat yang terdiri atas perahu karet, kayak, kano, dan dayung.
Tujuan berarung jeram bias dilihat dari sisi olahraga, rekreasi, dan ekspedisi.
Mendefinisikan olahraga arung jeram (white water rafting) sebagai olahraga
mengarungi sungai berjeram dengan menggunkan perahu karet, kayak, kano, dan
dayung dan dengan tujuan rekreasi atau ekspedisi.
Arung jeram sebagai olahraga kelompok sangat
mengandalkan kekompakan tim secara keseluruhan. Kerjasama yang terpadu dan
pengertian yang mendalam antar awak perahu dapat dikatakan sebagai factor utama
yang menunjang keberhasilan dalam melewati berbagai hambatan disungai.
Arung jeram adalah olahraga yang menurut keterampilan.
Oleh karena itu, perkembangan keterampilan tidak dapat didapat dengan instan.
1.2.
SEJARAH
ARUNG JERAM
Kegiatan arung jeram dimulai setelah Pewrang Dunia II,
yaitu ketika kelompok pecinta kegiatan petualangan mencoba menyelusuri
sungai-sungai di Colorado. Dengan hanya menggunakan perahu menggunkan perahu
karet bekas PD II, kegiatan ini berkembang menjadi suatu aktivitas dengan
berbagai wahana seperti kayak dan kano.
Sejarah petualangan sungai di Indonesia dimulai sekitar
awal 1970-an dengan istilah Olahraga Arus Deras (ORAD). Olahraga ini dipelopori
oleh rekan-rekan pecinta alam dari Bandung (Wanadri) dan Jakarta (Mapala UI).
Pada 1975 Wanadri menggelar Citarum Rally I. pada sekitar 1975 Mapala UI juga
mengembangkan olahraga ini dengan istilah arung jeram.
1.3.
PERALATAN
DAN PERLENGKAPAN
Peralatan dan perlengkapan yang digunakan dalam arung
jeram dibedakan menurut kebutuhan kelompok/regu dan lamanya waktu mengarungi
sungai. Berikut ini adalah peralatan dan perlengkapan berarung jeram :
I.
Peralatan Regu
Berikut ini adalah alat-alat yang harus dibawah oleh
setiap regu arung jeram :
a.
Perahu Karet
Perahu karet (inflatable raft) untuk keperluan olahraga
arung jeram dibuat dari bahan karet sintetis sedemikian rupa sehingga kuat,
tetapi tetap elastic.kal ini dimaksud untuk menahan goresan dan benturan
batu-batu sungai. Bentuk dan rancangan bagian buritan dan haluan dibuat agak
mencuat agar tidak mudah termasuki air dan kestabilan perahu ketika melewati
ombak besar tetap terjaga. Biasaya perahu terdiri atas beberapa bagian tabung
udara. Tujuannya agar perahu masih dapat mengapung apabila salah satu tabung
perahu bocor/pecah. Ukuran panjang dan lebar perahu biasanya 2:1 dan sangat
bergantung kepada kapasitas berat maksimum muatan perahu.
b.
Dayung
Dayung adalah sebgai alat kayuh dalam olahraga arung
jeram sedapat mungkin dibuat dari bahan yang kuat tetapi ringan, misalnya kayu
Mahoni dan kombinasi antara fiberglass dan aluminium. Panjang dayung yang
digunkan oleh awak perahu berkisar 4,5 – 6 kaki. Namun umumnya adalah 5-5.5
kaki.
c.
Pompa dan peralatan reparasi
Pompa yang digunakan untuk mengisi tabung-tabung udara
perahu harus selalu dibawa pada saat mengarungi sungai. Itu diperlukan ketika
udara dalam tabung-tabung berkurang/kempis. Sementara itu, peralatan reparasi
berakitan dengan reparasi pompa dan perahu karena sobek, berlubang dan
lalin-lain.
d.
Tali
Perahu karet dilengkapi tali jenis kernmantel sepanjang
40 m yang digunakan sebagai tumpuan kaki, pengaman awal perahu,dan tali
jangkar.
e.
Peta Sungai
Biasanya pengarum jeram menggunakan topografi sungai.
Topografi sungai bermanfaat sebagai petunjuk untuk memperkirakan situasi medan
dan kondisi sungai yang diarungi, serta daerah aliran disekitar sungai.
f.
Ember Plastik atau gayung
Ember plastic atau dayung digunakan untuk menimba air
yang masuk perahu, tetapi dalam jumlah yang relative sedikit. Bila jumlahnya
banyak, tepikan dan balikkan perahu. Membuang air yang masuk perahu adalah
penting agar perahu mudah dikendalikan.
g.
Perlengkapan PPPK
Perlengkapan PPPK harus dibawa. Jenis dan jumlah obatnya
dapat disesuaikan dengan kondisi medan dan kebutuhan pengarung selama
mengarungi sungai.
II.
Peralatan Pribadi
Berikut ini adalah alat-alat yang harus dibawa oleh
setiap pengarung jeram.
a.
Pelampung
Jenis pelampung yang baik dan benar untuk arung jeram
adalah pelampung yang sesuai dengan postur tubuh.
b.
Pakaian
Pakaian yang tepat untuk berarung jeram adalah pakaian
yang memungkinkan kita tetap leluasa dalam bergerak
c.
Sepatu
Agar kaki tidak terluka, digunakan sepatu yang dapat
melindungi mata kaki tanpa menyulitkan gerak pergelangan kaki, dan tidak
menyulitkan dalam berenang.
d.
Helm (pelindung kepala)
Helm mutlak digunakan dalam mengarungi sungai berjeram
dengan letak bebatuan yang tidak beraturan atau sungai dengan derajat kesulitan
yang tinggi. Tujuannya untuk melindungi kepala dari benturan benda keras. Helm
yang baik jharus ringan,tahan air dan tidak mengganggu pandangan maupun
gerakan.
e.
Perlengkapan untuk
mempertahankan hidup (Survival Kit)
Perlengkapan tambahan yang dimaksud adalah :
a)
Handy Talky untuk berkomunikasi
dengan tim darat
b)
Wadah kedap air
c)
Bahan makanan
d)
Perlengkapan kemah
e)
Peralatan masak, makan, dan
minum.
1.4.
PENGETAHUAN
TENTANG SUNGAI
Bahasan akan berkisar pada aliran sungai beserta
gejalanya dan berbagai keterampilan yang dibutuhkan pengarung jeram.
Agar mahir dalam membaca dan mengerti seluk beluk
karakter sungai, latihan yang sering dan berulang-ulang sangat diperlukan.
Bagaimanapun, pengertian mengenai sifat dan dinamika sungai penting untuk
diketahui oelh pengarung jeram. Suatu saat, ketika kita melintasi suatu sungai,
pertanyaan yang ada dibenak kita adalah : sungai itu lebar/sempit, berarus
deras/lambat, debit airnya besar/kecil, ladai/curam, dsb. Jawaban dari semua
pertanyaan itu dalah factor penyebab terjadinya jeram.
I.
Defenisi Jeram/Riam
Jeram adalah bagian sungai yang airnya mengalir dengan
deras, cepat dan bertaburan diantara banyak batu dari berbagai ukuran sekaligus
membentuk turbulensi dan aru balik.
II.
Faktor Penyebab Terjadinya
Jeram
Secara umum ada empat factor penyebab terjadinya jeram,
yaitu volume air, tingkat kecuraman aliran sungai, tonjolan dasar sungai,
penyempitan lebar penampang sungai, dan
komponen jeram/riam.
a.
Volume Air
Volume air mencapai 800 – 10.00 cfs.
b.
Tingkat Kecuraman Aliran Sungai
(Gradient)
Sungai dengan tingkat kecuraman lebih dari 10 kaki per
mil biasanya beraliran lambat dan mudah dilalui, sebaliknya bila mencapai 20
kaki atau lebih per mil biasanya arus cepat, berbahaya, dan sulit dilalui.
c.
Tonjolan Dasar Sungai
(roughness)
Letak batuan dan tonjolan didasar sungai yang tidak
beraturan mengakibatkan turbelensi aliran arus sungai , semangkin tak beraturan
batu didasar sungai, semangkin besar turbelensinya (putaran air kehilir)
d.
Peyempitan Lebar Penampangan
Sungai (Constriction)
Penyemputan lebar penampang sungai diakibatkan oelh
pedangkalan dan kejadian alam lainnya. Semakin sempit aliran sungai, maka
semakin deras arus air mengalir.
III.
Komponen Jeram/Riam
Berikut ini adalah beberapa komponen jeram.
a.
Lidah Air ( The Tongue )
Lidah air terbentuk dari dua alur yang terhambat batu
yang bertemu sehingga membentuk huruf “V” yang mengarah kehilir. Bila
jeram memiliki lebih dari satu lidah
air, lidah air terbesar adalah jalur utama yang sebaiknya dipilih. Biasanya,
ujung lidah air diikuti oleh ombak besar yang teratur.
b.
Ombak Berdiri ( Standing Waves
)
Rangkaian ombak berdiri diawali oleh ombak yang lebih
besar dan yang tinggi berangsur-angsur menjadi rendah. Selagi perahu yang
melewati bagian ini. Usahakan bagian haluan masuk dalam posisi lurus dan dayung
mundur. Dayung mundur membantu perahu untuk melewati ombak berikutnya. Jika
terpaksa harus melakukan ferry, lakukan saat perahu menuruni ombak. Hindari
melakukan ferry ketikaperahu dalam posisi naik. Selain itu hindari deretan
ombak yang curam dan bagian puncaknya yang pecah karena turbelensi/putaran
balik sangat kuat. Namun, ombak dengan puncak yang relative mendatar merupakan
alur yang man karena perahu dapat naik keatas.
c.
Arus Balik ( Reversal/Holes/Stopper
)
Yaitu arus balik berputar dari bawah keatas. Arus balik
turun, dan arus balik dasar berombak.
a)
Arus balik berputar dari bawah
ke atas
b)
Arus balik turun ( hydraulic )
c)
Arus balik dasar berombak ( back
curling standing wave )
d.
Pusaran Air
Garis/batas pusaran air adalah daerah turbelensi antar
suatu pusaran air dengan arus ke hilir yang biasanya ditandai dengan air
melingkar dan menggelembung. Jika tenaga pusarannya sangat kuat. Batas pusaran
menjadi putara turbelensi yang berbahaya karena dapat menarik perahu hingga
berputar-putar dan terbalik.
e.
Belokan (Bends)
Pada belokkan sungai arus yang cepat dan aliran yang
terdapat dalam lingkaran bagian luar. Salah satu peyebab adanya arus tersebut
adanya kekuatan sentripugal. Oleh karena itu, permukaan aliran arus belok
cepat. Sebaliknya, lalui bagian dalamnya. Perahu yang terperosok dan terlanjur
memasuki aliran tepi belokan sungai kerap kali tidak punya pilihan untuk keluar
dan biasanya terhempas atau menabrak bagian tepi sungai.
f.
Air Dangkal (Shallows)
Ketika mengamati berbagai jalur diantara air dangkal.
Ingatlah bahwa permukaan air dengan ombak yang besar biasanya menjulukkan
aliran / alur sungai yang tedalam dan memiliki arus yang cepat. Masukilah jalur
tersebut. Jika permukaan tepi sungai tinggi, sedangkan lainnya rendah, pilihlah
jalur yang letaknya mendekati tepi yang
tinggi. Tempat-tempat yang perlu dihindari adalah aliran sungai yang berombak
kecil-kecil. Ombak kecil menandai suatu tempat yang dangkal.
IV.
Skala Tingkat Kesulitan Sungai
Dengan berbekal pengetahuan tentang sifat dan dinamika
sungai. Pengarum jeram biasa segera mengantisifasi kesulitan. Kondisi yang
menyatakan sulit tidaknya sungai berjeram ditunjukkan melalui skala tingkat
kesulitan sungai. Saat ini ada dua skala yang dikenal dalam olahraga arung
jeram. Yaitu internasional scale dan wastern scale.
a.
International Scale
Angka ukurannya adalah 1-VI, I berarti mudah, sedangkan
Vi berate amat sulit dan tidak mungkin dilalui, angka skala kesulitan ini
berlaku dan digunakan di sungai-sungai Amerika Utara dan daratan Eropa.
b.
Wastern Scale
Angka skala ini diperkenalkan oleh pengusaha Grand
Canyon di Amerika, yaitu Doc marston. Ukurannya berkisa 1-10. Angka skala
unumnya hanya digunakan disungai bagian barat Amerika, salah satunya Colorado.
BAB II
2.1. TEHNIK DASAR BERARUNG JERAM
Untuk menguasai keterampilan mengarungi sungai,
pengarung jeram hanya membutuhkan waktu yang panjang, pengetahuan dan tehnik
pengarungansungai beserta peyelamatan dan pertolongan (safety an rescue) pun
harus dikuasainya. Intinya, teori manapun praktik adalah hal yang sama-sama
penting. Berikut ini adalah beberapa pengetahuan yang harus dimiliki sorang
pengarung jeram.
2.2. PENGINTAIAN ( SCOUTING )
Pengintaian adalah pengamatan yang dilakukan sebelum
mengarumi jeram yang belum dikenal. Pengintaian bias dilakukan diatas perahu
atau dari tepi sungai.
Pengintaian meliputi langkah – langkah berikut :
a.
Mengamati suatu jeram dari
beberapa sudut pandang
b.
Menganalisis tingkat kesulitan
jeram, mencari jalur teraman, dan kemungkinan terjadi masalah
c.
Memformulasikan rencana yang
telah direncanakan termasuk jalur yang disepakati, jalur cadangan, maneuver
yang digunakan, dan persiapan tim penyelamat apabila diperlukan
d.
Melaksanakan
2.3.
TEHNIK MENDAYUNG
Secara umum perahu karet dikendalikan dengan dua cara,
yaitutehnik OAR dan tehnik paddle. Pada tehnik OAR hanya ada satu orang yang
mendayung dengan dua buah dayung panjang. Pendayung tersebut sekaligus
berfungsi sebagai kapten di perahu. Pada tehnik paddle, semua awak menandayung
dan seseorang menjadi kaptennya, berikut ini adalah penjelasan lanjut tentang
tehnik paddle.
a.
Posisi duduk pada perahu karet
Ada dua cara duduk pada tehnik paddle yang dikenal
selama ini, yaitu cara duduk seperti menunggang kuda (cowboy style) dan cara
seperti perempuan duduk membonceng pada sepeda motor.
b.
Gerakan dan Arah Mendayung
Berikut ini adalah gerakan dan arah mendayung yang perlu
dipahami oleh semua perahu.
a)
Dayung Maju (Forward Strokes)
Dimulai dengan mendorong daun dayung kemuka dengan
tangan sebelah luar, tahan sebentar posisi ini dan dorong pegangan dayung
kemuka dengan kuat untuk menekan daun dayung dalam-dalam keair. Terus lanjutkan
mendayung dengan mendorong pegangan sekaligus menarik sudut yang benar sehingga
dayung berada dibawah pantat. Keluarkan daun dayung kemudian putar sejajar
dengan permukaan air. Ulangai cara itu. Ini sering disebut sebgai dayung kuat.
Jenis dayung maju lainnya adalah dengan menempatkan dayung lebih keluar.
b)
Dayung Balik (Back Stroke)
Dayung balik adalah kebalikkan dari dayung maju. Untuk
melakukan dayung balik, celupkan daun dayung kedalam air sehingga posisinya
jauh dibelakang pantat. Selanjutnya, dorong gagang kemuka sambil menarik
pegangan kebelakang, akhirnya gerakan itu ketika dayung berada pada posisi awal
dayung maju.
c)
Dayung Tarik (Draw Stroke)
Dayung tarik dilakukan dengan menancapkan daun dayung
jauh kesamping. Kemudian menariknya kea rah perahu dengan lurus.
d)
Dayung Menyamping (Pry Stroke)
Dayung menyamping merupakan kebalikan dari dayung tarik.
Dayung menyamping juga merupakan pelengkap dalam mengendalikan perahu. Biasanya
jenis dayung ini dilakukan kapten yang duduk diburitan untuk mengendalikan
perahu.
2.4.ABA – ABA
Aba – aba oleh seseorang
yangbertindak sebagai pemimpin/kapten, dengan demikian, ia memiliki otoritas
untuk mengambil keputusan, meyatukan tindakan seluruh awak, memberikan aba-aba.
Aba-aba diperlukan untuk menyeragamkan komunikasi antara awak perahu dan
kapten. Oleh karena itu, aba-aba harus disepakati oleh kedua pihak tersebut. Berikut
ini adalah berbagai aba – aba yang dipakai dalam arung jeram.
a.
Maju
Artinya adalah semua awak mendayung dengan cara dayung
maju.
b.
Kuat
Artinya adalah semua awak mendayung dengan kuat
c.
Dayung Balik
Artinya adalah semua awak mendayung dengan cara dayung
balik
d.
Belokan Kanan
Artinya adalah semua awak posisi kanan mendayung dengan
cara dayung balik, sedangkan diposisi kiri dengan cara dayung maju.
e.
Belok Kiri
Artinya semua semua awak diposisi kiri mendayung dengan
cara dayung balik, sedangkan diposisi kanan dengan cara mendayung maju.
f.
Tarik Kanan
Artinya adalah semua awak posisi kanan mendayung dengan
cara dayung tarik, sedangkan semua awak diposisi kiri dengan cara dayung
samping
g.
Tarik Kiri
Artinya adalah semua awak diposisi kiri mendayung dengan
cara dayung tarik, sedangkan semua awak diposisi kanan dengan cara dayung
menyamping.
h.
Pindah kanan
Artinya adalah semua awak diposisi kiri berpindah ke
kanan
i.
Pindah Kiri
Artinya adalah semua awak diposisi kanan berpindah
kekiri
j.
Stop
Artinya Adalah semua awak berhenti mendayung.
1.
Manuver Perahu
a.
Ferry
Ferry merupakan manuver dasar dalam melewati arus dengan
menghadapkan perahu dalam posisi 450 terhadap arus utama.
b.
Pivot dan Back Pivot
Pivot dan back pivot merupakan tehnik memutar perahu
dengan cepat saat memasuki jeram dengan haluan menghadap kehilir (Pivot) atau
kehulu (back pivot)
c.
Portegee
Portegee merupakan maneuver yang digunakan oleh para
pelaut portugis dengan mengarahkan perahu langsung kesasaran yang dituju.
d.
Keluar dan Masuk ke Pusaran
Hal ini harus diperhatikan adalah kecepatan dan sudut
masuk perahu. Besar seudut dan kecepatan perahu harus disesuaikan dengan
besar-kecilnya pusaran dan kecepatan sudut.
2.
Perencenaan Jalur ( Planing A
Course )
3.
Keselamatan (safety)
Prosedur tersebut meliputi :
a.
Penggunaan peralatan standar
b.
Penguasaan dan pemahaman tehnik
– tehnik dan pengetahuan tentang olahraga arus deras
c.
Persiapan fisik dan mental
d.
Pengetahuan akan batas
kemampuan
Berikut ini adalah beberapa contohnya :
a)
Terlempar dari perahu
b)
Menabrak batu
c)
Perahu terbalik
Bila menabrak batu dengan haluan di muka orang – orang
di buritan harus segera berpindah ketangah. Dengan demikian, perahu tidak akan
terbalik atau terangkat dan menempel pada batu.
d)
Menempel pada batu (Warpped)
Berikut ini adalah dua cara penyelamatan :
1.
Penyelamatan Dengan Tali
2.
Peyelamatan Dengan Perahu
BAB III
STRUKTUR PERTANDINGAN
PANITIA PERTANDINGAN
Pelindung :
Bapak Bupati
Ketua :
Bapak Ir. Hartono
Wakil Ketua :
Ibu Faridsa
Sekretaris :
Mahda Lena
Bendahara :
Sherly, Silvia Putri
BAB IV
SEKSI – SEKSI PERTANDINGAN
SEKSI PERTANDINGAN
Seksi Keamanan :
Kapolda ir. Jend. Rahmat Syahputra
Seksi konsumsi :
Bapak Setia Budi Laksono
Seksi Kesehatan :
Dr. Yongki Prakosa
Seksi Keselamatan :
Kapolda ir. Jend. Yudi Wildan Latief
BAB V
ANGGARAN BELANJA
Rencana Anggaran Belanja Yang Dibutuhkan Adalah Sebagai Berikut :
1.
Panitia : Rp. 2.000.000
2.
Alat : Rp. 50.000.000
3.
Konsumsi : Rp. 10.000.000
4.
Keselamatan : Rp. 10.000.000
5.
Keamanan : Rp.
28.000.000
TOTAL : Rp. 100.000.000
Terbilang (
Seratus Juta Rupaiah )
BAB VI
KESIMPULAN
Bahwa
olahraga arung jeram itu sangat menyenangkan. Selain bias olahraga juga dapat
berkreasi dan ekspedisi serta dapat mengadu nyali kita serta apabila kita akan
melakukan ekspedisi, fisik harus dalam keadaan optimal, kita juga harus
mempelajari bagaimana keaaan sungai, berlatih mendayung dengan kayuh dan
bagaimana volume air, tingkat kecuraman tonjulan dasar sungai, lidah air, ombak
berdiri, arus balik dll.
BAB VII
SARAN
Seharusnya di Aceh
juga harus ada perlombaan arung jeram supaya kita bias berekspedisi, biar juga
kita tahu sungai – sungai mana saja yang ada di Aceh dan bias kita berarum
jeram karena arum jeram sangat menyenangkan.
BAB VIII
PENUTUP
Mungkin hanya ini
saja, tentang proposal yang saya buat mungkin ada kekurangan saya mohon maaf
karena saya masih dalam proses belajar. Saya akhiri dengan ucapan. Wassalam.
BAB IX
UCAPAN TERIMA KASIH
Terima kasih kepada Bapak dan ibu yan telah memberikan dana
dan banyak saran – saran positif yang saya pandukan dalam proposal ini.
Dan terima kasih kepada panitia perlombaan Arung Jeram ini
yang bersedia meringankan dan mengadakan open atletik ini. Dan terima kasih
pula kepada pelindung dan penasehat Kampung Mekar Ayu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar