LATAR BELAKANG
Sejarah merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia dan
menjadi suatu rangkaian yang erat sepanjang kehidupan manusia. Berkaitan dengan
hal tersebut maka sejarah yang akan dibahas dalam penulisan ini adalah yang
berkaitan dengan kebudayaan, terutama kebudayaan asing yang telah memberikan
pengaruh dalam kehidupan bangsa Indonesia dan khususnya memberikan pengaruh
pada pembentukan kebudayaan Indonesia. Sejarah memberikan pelajaran dan
pengalaman untuk manusia di masa sekarang dan di masa yang akan datang.
Dari sejarah akan dapat diketahui
kegagalan dan keberhasilan yang dialami oleh manusia dan memberikan suatu
pedoman bagi manusia di masa yang akan datang untuk lebih berhati-hati dalam
melakukan segala sesuatu agar dapat mencapai keberhasilan dan peningkatan
kualitas kehidupan. Seperti yang dikatakan filsuf terkenal dari Cina, Kong Fu
Tse yang mengatakan “Sejarah mendidik kita bertindak bijaksana”. Kebudayaan
yang dimiliki oleh bangsa Indonesia merupakan kebudayaan yang majemuk dan
sangat kaya ragamnya. Perbedaan yang terjadi dalam kebudayaan Indonesia
dikarekan proses pertumbuhan yang berbeda dan pengaruh dari budaya lain yang
ikut bercampur di dalamnya.
PENULIS
D. ASAL USUL NENEK
MOYANG PADA ZAMAN PRAKASARA
Bangsa Indonesia termasuk ras Mongoloid terutama Malayan Mongoloid. Ras
Mongoloid mempunyai 3 subras yaitu:
1. Asiatik Mongoloid (Cina,Jepang,Korea)
2. Malayan Mongoloid (Melayu)
3. American Mongoloid (Suku Indian)
Persebaran Nenek Moyang Bangsa Indonesia
Sebelum bangsa Melayu Austronesia masuk ke Indonesia, wilayah Indonesia sudah ada suku Weddid dan Negrito. Kedua suku tersebut berasal dari daerah Tonkin.
Dari Tonkin kemudian menyebar ke Hindia Belanda, Indonesia, hingga pulau-pulau di Samudera Pasifik.
Suku Bangsa Melayu yang terdapat di Indonesia dalam proses menetapnya dibedakan menjadi dua yaitu
1. Bangsa Melayu Tua (Proto Melayu)
2. Bangsa Melayu Muda (Deutro Melayu)
Bangsa Melayu Tua (Proto Melayu)
Bangsa Melayu Tua (Proto Melayu) adalah rumpun bangsa Austronesia yang datang kali pertama di Indonesia sekitar 2000 tahun SM. Kedatangan bangsa Austronesia dari daratan Yunan menuju Indonesia menempuh dua jalur berikut:
1. Jalur Utara dan Timur
2. Jalur Barat dan Selatan
1. Jalur Utara dan Timur
– Melalui Teluk Tonkin menuju Taiwan (Formosa), Filipina, Sulawesi, dan Maluku dengan membawa kebudayaan kapak lonjong.
– Persebaran periode Proto Melayu ini membawa kebudayaan batu baru/Neolithikum.
2. Jalur Barat dan Selatan
– Melalui Semenanjung Malaka, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Jawa, dan Nusa Tenggara dengan membawa kebudayaan kapak persegi.
– Persebaran periode Deutro Melayu ini mebawa kebudayaan logam.
Bangsa Melayu Muda (Deutro Melayu)
Bangsa Melayu Muda (Deutro Melayu) adalah rumpun bangsa Austronesia yang datang di Indonesia pada gelombang kedua terjadi pada sekitar 500 tahun SM. Bangsa Melayu Muda datang ke Indonesia melalui jalur barat, yakni berangkat dari Yunan, Teluk Tonkin, Vietnam, Thailand, Semenanjung Malaka, dan kemudian menyeberangi Selat Malaka hingga sampai di Kepulauan Indonesia.
Penyebaran manusia purba di Indonesia tidak berlangsung dalam satu tahap. Berdasarkan bukti-bukti sejarah yang ditemukan, kedatangan manusia purba di indonesia berlangsung tiga tahap yaitu zaman mesolithikum, zaman neolithikum, dan zaman perundagian.
Zaman mesolithikum
Terjadi gelombang masuk manusia purba melonosoid dan daerah teluk tonkin, vietnam, melalui jalur fhilipina, malaysia dan indonesia. Sisa keturunan bangsa melonosoid yang masih ditemukan, antara lain orang sakai di siak, orang aeta di filipina, orang semang di malaysia, dan orang papua melonosoid di indonesia
Zaman neolithikum (200 SM)
Terjadi perpindahan manusia purba dari rumpun bangsa melayu tua (proto melayu) dari daerah yunan, china, melalui jalur semenanjung malaya, indonesia, filipina, dan formosa. Kebudayaan neolithikum, khususnya jenis kebudayaan kapak persegi dan kapak lonjong.
Zaman perundagian
Terjadi perpindahan manusia purba dari rumpun bangsa melayu muda ( deutero melayu ) dari daerah teluk tonkin, vietnam ke daerah daerah di sebelah selatan vietnam, termasuk indonesia.
Bangsa ini merupakan pendukung kebudayaan perunggu, terutama kapak corong nekara , moko, bejana perunggu, dan arca perunggu. Kebudayaannya sering disebut kebudayaan Don son karena berasal dari donson 9teluk tonkin)
1. Asiatik Mongoloid (Cina,Jepang,Korea)
2. Malayan Mongoloid (Melayu)
3. American Mongoloid (Suku Indian)
Persebaran Nenek Moyang Bangsa Indonesia
Sebelum bangsa Melayu Austronesia masuk ke Indonesia, wilayah Indonesia sudah ada suku Weddid dan Negrito. Kedua suku tersebut berasal dari daerah Tonkin.
Dari Tonkin kemudian menyebar ke Hindia Belanda, Indonesia, hingga pulau-pulau di Samudera Pasifik.
Suku Bangsa Melayu yang terdapat di Indonesia dalam proses menetapnya dibedakan menjadi dua yaitu
1. Bangsa Melayu Tua (Proto Melayu)
2. Bangsa Melayu Muda (Deutro Melayu)
Bangsa Melayu Tua (Proto Melayu)
Bangsa Melayu Tua (Proto Melayu) adalah rumpun bangsa Austronesia yang datang kali pertama di Indonesia sekitar 2000 tahun SM. Kedatangan bangsa Austronesia dari daratan Yunan menuju Indonesia menempuh dua jalur berikut:
1. Jalur Utara dan Timur
2. Jalur Barat dan Selatan
1. Jalur Utara dan Timur
– Melalui Teluk Tonkin menuju Taiwan (Formosa), Filipina, Sulawesi, dan Maluku dengan membawa kebudayaan kapak lonjong.
– Persebaran periode Proto Melayu ini membawa kebudayaan batu baru/Neolithikum.
2. Jalur Barat dan Selatan
– Melalui Semenanjung Malaka, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Jawa, dan Nusa Tenggara dengan membawa kebudayaan kapak persegi.
– Persebaran periode Deutro Melayu ini mebawa kebudayaan logam.
Bangsa Melayu Muda (Deutro Melayu)
Bangsa Melayu Muda (Deutro Melayu) adalah rumpun bangsa Austronesia yang datang di Indonesia pada gelombang kedua terjadi pada sekitar 500 tahun SM. Bangsa Melayu Muda datang ke Indonesia melalui jalur barat, yakni berangkat dari Yunan, Teluk Tonkin, Vietnam, Thailand, Semenanjung Malaka, dan kemudian menyeberangi Selat Malaka hingga sampai di Kepulauan Indonesia.
Penyebaran manusia purba di Indonesia tidak berlangsung dalam satu tahap. Berdasarkan bukti-bukti sejarah yang ditemukan, kedatangan manusia purba di indonesia berlangsung tiga tahap yaitu zaman mesolithikum, zaman neolithikum, dan zaman perundagian.
Zaman mesolithikum
Terjadi gelombang masuk manusia purba melonosoid dan daerah teluk tonkin, vietnam, melalui jalur fhilipina, malaysia dan indonesia. Sisa keturunan bangsa melonosoid yang masih ditemukan, antara lain orang sakai di siak, orang aeta di filipina, orang semang di malaysia, dan orang papua melonosoid di indonesia
Zaman neolithikum (200 SM)
Terjadi perpindahan manusia purba dari rumpun bangsa melayu tua (proto melayu) dari daerah yunan, china, melalui jalur semenanjung malaya, indonesia, filipina, dan formosa. Kebudayaan neolithikum, khususnya jenis kebudayaan kapak persegi dan kapak lonjong.
Zaman perundagian
Terjadi perpindahan manusia purba dari rumpun bangsa melayu muda ( deutero melayu ) dari daerah teluk tonkin, vietnam ke daerah daerah di sebelah selatan vietnam, termasuk indonesia.
Bangsa ini merupakan pendukung kebudayaan perunggu, terutama kapak corong nekara , moko, bejana perunggu, dan arca perunggu. Kebudayaannya sering disebut kebudayaan Don son karena berasal dari donson 9teluk tonkin)
Terdapat 2 pusat persebaran bangsa
yg masuk ke Indonesia
-
Bangsa dari daerah yunnan di cina selatan : proto melayu / melayu tua
- Bangsa dari Dongson di Vietnam utara :
Deutero melayu / melayu tua
Dikenal sbg orang-orang dongson karena ahli membuat peralatan dari logam
Jalur utara: Teluk tonkin > Taiwan
> Filipina > Sulawesi > Maluku > Papua (membawa kebudayaan neolitik
berupa kapak lonjong)
Jalur Selatan: Selat malaka >
Sumatera > Jawa > Bali
> Nusa tenggara
Banyak ahli – ahli yang menyampaikan pendapatnya tentang Asal – Usul Bangsa Indonesia.
Ada pendapat yang diterima dan ada juga yang tidak, dan pendapat yang diterima
itulah yang disebut sebuah teori. Berikut adalah 15 Nama Ahli beserta
pendapatnya tentang Asal – Usul Nenek Moyang Bangsa Indonesia :
1. Drs. Moh. Ali
Ali
menyatakan bahwa bangsa
Indonesia berasal dari daerah Yunan, Cina. Pendapat ini dipengaruhi oleh
pendapat Mens yang berpendapat bahwa bangsa Indonesia berasal dari daerah
Mongol yang terdesak oleh bangsa-bangsa lebih kuat sehingga mereka pindah ke
selatan, termasuk ke Indonesia. Ali mengemukakan bahwa leluhur orang Indonesia
berasal dari hulu-hulu sungai besar yang terletak di daratan Asia dan mereka
berdatangan secara bergelombang. Gelombang pertama berlangsung dari 3.000
hingga 1.500 SM (Proto Melayu) dan gelombang kedua terjadi pada 1.500 hingga
500 SM (Deutro Melayu). Ciri-ciri gelombang pertama adalah kebudayaan
Neolitikum dengan jenis perahu bercadik-satu, sedangkan gelombang kedua
menggunakan perahu bercadik-dua.
2. Prof. Dr. H. Kern
Ilmuwan
asal Belanda ini menyatakan bahwa bangsa Indonesia berasal dari Asia. Kern
berpendapat bahwa bahasa –
bahasa yang digunakan di
kepulauan Indonesia, Polinesia, Melanesia, Mikronesia memiliki akar bahasa yang
sama, yakni bahasa Austronesia. Kern menyimpulkan bahwa bangsa Indonesia
berawal dari satu daerah dan menggunakan bahasa Campa. Menurutnya, nenek-moyang
bangsa Indonesia menggunakan perahu-perahu bercadik menuju kepulauan Indonesia.
Pendapat Kern ini didukung oleh adanya persamaan nama dan bahasa yang
dipergunakan di daerah Campa dengan di Indonesia, misalnya kata
“kampong” yang banyak digunakan sebagai kata tempat di Kamboja. Selain nama
geografis, istilah-istilah binatang dan alat perang pun banyak kesamaannya.
Tetapi pendapat ini disangkal oleh K. Himly dan P.W. Schmidt berdasarkan
perbendaharaan bahasa Campa.
3. Willem Smith
Melihat
asal-usul bangsa Indonesia melalui penggunaan
bahasa oleh orang-orang Indonesia. Willem Smith membagi bangsa-bangsa di
Asia atas dasar bahasa yang dipakai, yakni bangsa yang berbahasa Togon, bangsa
yang berbahasa Jerman, dan bangsa yang berbahasa
Austria. Lalu bahasa Austria dibagi dua, yaitu bangsa yang berbahasa Austro
Asia dan bangsa yang berbahasa Austronesia. Bangsa-bangsa
yang berbahasa Austronesia ini
mendiami wilayah Indonesia, Melanesia, dan Polinesia
4. Prof. Dr. Sangkot Marzuki
Menyatakan
bahwa nenk moyang bangsa Indonesia berasal
dari Austronesia dataran Sunda. Hal ini didasarkan hasil penelusuran DNA fosil. Ia menyanggah bahwa
nenek moyang bangsa Indonesia berasal dari Yunan, karena Homo Erectus atau
Phitecantropus Erectus ini tidak ada kelanjutannya pada manusia saat ini.
Mereka punah dan digantikan oleh manusia dengan species baru, yang sementara
ini diyakini sebagai nenek moyang manusia yang ditemukan di Afrika.
5. Van Heine Geldern
Pendapatnya
tak jauh berbeda dengan Kern bahwa bahasa Indonesia
berasal dari Asia Tengah. Teori Geldern ini didukung oleh penemuan-penemuan sejumlah artefak,
sebagai perwujudan budaya, yang ditemukan di Indonesia
mempunyai banyak kesamaan dengan yang ditemukan di daratan Asia.
PENGARUH NENEK MOYANG BANGSA INDONESIA
Kehidupan awal masyarakat pra aksara Indonesia tidak dapat dipisahkan dari perkembangan geografis wilayah Indonesia. Sebelum zaman es atau glasial, wilayah Indonesia bagian barat menjadi satu dengan daratan Asia dan wilayah Indonesia bagian timur menjadi satu dengan daratan Australia. Pendapat ini didasarkan pada Bab II Kehidupan Pada Masa Pra Aksara Di Indonesia 25 persamaan kehidupan flora dan fauna di Asia dan Australia dengan wilayah Indonesia. Binatang yang hidup di wilayah Indonesia bagian barat memiliki kesamaan dengan binatang yang hidup di daratan Asia. Misalnya, gajah, harimau, banteng, burung, dan sebagainya. Sedangkan binatang yang hidup di wilayah bagian timur memiliki kesamaan dengan binatang yang hidup di daratan Australia, seperti burung Cendrawasih.
Kehidupan awal masyarakat pra aksara Indonesia tidak dapat dipisahkan dari perkembangan geografis wilayah Indonesia. Sebelum zaman es atau glasial, wilayah Indonesia bagian barat menjadi satu dengan daratan Asia dan wilayah Indonesia bagian timur menjadi satu dengan daratan Australia. Pendapat ini didasarkan pada Bab II Kehidupan Pada Masa Pra Aksara Di Indonesia 25 persamaan kehidupan flora dan fauna di Asia dan Australia dengan wilayah Indonesia. Binatang yang hidup di wilayah Indonesia bagian barat memiliki kesamaan dengan binatang yang hidup di daratan Asia. Misalnya, gajah, harimau, banteng, burung, dan sebagainya. Sedangkan binatang yang hidup di wilayah bagian timur memiliki kesamaan dengan binatang yang hidup di daratan Australia, seperti burung Cendrawasih.
Mencairnya
es di kutub utara menyebabkan air laut mengalami kenaikan. Peristiwa ini
mengakibatkan wilayah Indonesia menjadi terpisah dengan daratan Asia maupun
Australia. Bekas daratan yang menghubungkan Indonesia bagian barat dengan Asia
disebut Paparan Sunda. Sedangkan bekas daratan yang menghubungkan Indonesia
bagian timur dengan Australia disebut Paparan Sahul. Ternyata,
perubahan-perubahan itu sangat besar pengaruhnya terhadap perkembangan kehidupan
masyarakat pra aksara Indonesia.
Menurut
para ahli, nenek moyang bangsa Indonesia berasal dari Yunan. Daerah Yunan
terletak di daratan Asia Tenggara. Tepatnya, di wilayah Myanmar sekarang.
Seorang ahli sejarah yang mengemukakan pendapat ini adalah Moh. Ali. Pendapat
Moh. Ali ini didasarkan pada argumen bahwa nenek moyang bangsa Indonesia
berasal dari hulu-hulu sungai besar di Asia dan kedatangannya ke Indonesia
dilakukan secara bergelombang. Gelombang pertama berlangsung dari tahun 3000 SM
– 1500 SM dengan menggunakan perahu bercadik satu. Sedangkan gelombang kedua
berlangsung antara tahun 1500 SM – 500 SM dengan menggunakan perahu bercadik
dua. Tampaknya, pendapat Moh. Ali ini sangat dipengaruhi oleh pendapat Mens
bahwa nenek moyang bangsa Indonesia berasal dari daerah Mongol yang terdesak ke
selatan oleh bangsa-bangsa yang lebih kuat.
Sementara, para ahli yang lain memiliki pendapat yang beragam dengan berbagai argumen atau alasannya, seperti:
1. Prof. Dr. H. Kern dengan teori imigrasi menyatakan bahwa nenek moyang bangsa Indonesia berasal dari Campa, Kochin Cina, Kamboja. Pendapat ini didasarkan pada kesamaan bahasa yang dipakai di kepulauan Indonesia, Polinesia, Melanisia, dan Mikronesia. Menurut hasil penelitiannya, bahasa-bahasa yang digunakan di daerah- daerah tersebut berasal dari satu akar bahasa yang sama, yaitu bahasa Austronesia. Hal ini dibuktikan dengan adanya nama dan bahasa yang dipakai daerah-daerah tersebut. Objek penelitian Kern adalah kesamaan bahasa, nama-nama binatang dan alat-alat perang.
Sementara, para ahli yang lain memiliki pendapat yang beragam dengan berbagai argumen atau alasannya, seperti:
1. Prof. Dr. H. Kern dengan teori imigrasi menyatakan bahwa nenek moyang bangsa Indonesia berasal dari Campa, Kochin Cina, Kamboja. Pendapat ini didasarkan pada kesamaan bahasa yang dipakai di kepulauan Indonesia, Polinesia, Melanisia, dan Mikronesia. Menurut hasil penelitiannya, bahasa-bahasa yang digunakan di daerah- daerah tersebut berasal dari satu akar bahasa yang sama, yaitu bahasa Austronesia. Hal ini dibuktikan dengan adanya nama dan bahasa yang dipakai daerah-daerah tersebut. Objek penelitian Kern adalah kesamaan bahasa, nama-nama binatang dan alat-alat perang.
2. Van Heine Geldern berpendapat bahwa nenek moyang bangsa
Indonesia berasal dari daerah Asia. Pendapat ini didukung oleh artefak-artefak atau peninggalan kebudayaan yang ditemukan di Indonesia memiliki banyak kesamaan dengan peninggalanpeninggalan kebudayaan yang ditemukan di daerah Asia.
3. Prof. Mohammad Yamin berpendapat bahwa nenek moyang
bangsa Indonesia berasal dari daerah Indonesia sendiri. Pendapat ini didasarkan pada penemuan fosil-fosil dan artefakartefak manusia tertua di Indonesia dalam jumlah yang banyak. Di samping itu, Mohammad Yamin berpegang pada prinsip Blood Und Breden Unchro, yang berarti darah dan tanah bangsa Indonesia berasal dari Indonesia sendiri. Manusia purba mungkin telah tinggal di Indonesia, sebelum terjadi gelombang perpindahan bangsa-bangsa dari Yunan dan Campa ke wilayah Indonesia. Persoalannya, apakah nenek moyang bangsa Indonesia adalah manusia purba?
Indonesia berasal dari daerah Asia. Pendapat ini didukung oleh artefak-artefak atau peninggalan kebudayaan yang ditemukan di Indonesia memiliki banyak kesamaan dengan peninggalanpeninggalan kebudayaan yang ditemukan di daerah Asia.
3. Prof. Mohammad Yamin berpendapat bahwa nenek moyang
bangsa Indonesia berasal dari daerah Indonesia sendiri. Pendapat ini didasarkan pada penemuan fosil-fosil dan artefakartefak manusia tertua di Indonesia dalam jumlah yang banyak. Di samping itu, Mohammad Yamin berpegang pada prinsip Blood Und Breden Unchro, yang berarti darah dan tanah bangsa Indonesia berasal dari Indonesia sendiri. Manusia purba mungkin telah tinggal di Indonesia, sebelum terjadi gelombang perpindahan bangsa-bangsa dari Yunan dan Campa ke wilayah Indonesia. Persoalannya, apakah nenek moyang bangsa Indonesia adalah manusia purba?
4. Hogen berpendapat bangsa yang mendiami daerah pesisir Melayu berasal dari
Sumatera. Banga ini bercampur dengan bangsa Mongol dan kemudian disebut bangsa
Proto Melayu dan Deutro Melayu. Bangsa Proto Melayu (Melayu Tua) menyebar ke
wilayah Indonesia pada tahun 3000 SM – 1500 SM. Sedangkan bangsa Deutro Melayu
(Melayu Muda) menyebar ke wilayah Indonesia pada tahun 1500 SM – 500 SM.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar