7 Tokoh Paling Berpengaruh Dalam Ilmu sosiologi
Terkadang kita hanya tertarik untuk membanca referensi tempat-tempat unik,
hal-hal yang aneh, dan lain-lainnya. Tetapi jika kita terlintas intuk membaca
beberapa referensi tokoh-tokoh berpengaruh dalam sosiologi? pernah kah kita
menyadari? mereka- mereka inilah yang memahami kegitan manusia, mereka inilah
yang mempelajari kehidupan masyarakat dan semua gejalanya. sehingga seuatu
penyelesaian dan jalan keluar dalam masyarakat dalam terpecahi.dan inilah
bebrapa tokoh yang berpengaruh dalam mempelajari masyarakat (sosiologi) :
1.Florian Witold Znaniecki
Florian witold Znaniecki
Florian Witold Znaniecki lahir di Swietniki, Prussia (sekarang Polandia)
dan wafat di Champaign,Amerika Serikat. Ia adalah sosiolog Amerika-Polish yang
teori dan metodologi kerjanya menjadikan sosiologi sebagai disiplin ilmu. Ia
mempelopori bidang penyelidikan empiris dan sebagai penulis Kebudayaan Polish.
2. Peter Ludwig Berger
Peter Ludwig Berger
Peter Ludwig Berger lahir pada tanggal 17 Maert 1929. Ia adalah seorang
sosiolog dan teolog Amerika yang terkenal berkat karyanya Th s .. Be Social
Contruction Of Reality: A treatise in the socilogy of knowledge yang
di tulisnya bersama Thomas Luckmann. Masalah yang dikaji Peter L.
Berger adalah hubungan antara masyarakat dengan Individu. Di dalam bukunya, ia
mengembangkan sebuah teori sosiologis : Masyarakat sebagai Realitas Objektif
dan Subjektif. Analisanya masyarakat sebagai realitas subjektif mempelajari
bagaimana realitas telah menghasilkan dan terus menghasilkan individu. Ia
menulis tentang bagaimana konsep-konsep atau penemuan-penemuan baru manusia
menjadi bagian dari realitas kita. Proses ini disebutnya reifikasi.
3. Karl Max
Karl Max
Karl Heinrich Marx lahir di Trier, Jerman pada tanggal 5 mei 1818. Ia
adalah seorang filsuf, pakar ekonomi politik, dan teori kemsyarakatan dari
Prusia. Walaupun Karl Marx menulis tentang banayak hal semasa hidupnya, ia
paling terkenal atas analisanya terhadap sejarah, terutama mengenai
pertentangan kelas, yang dapat diringkas sebagai “sejarah dari berbagai
mesyarakat hingga saat ini pada dasarnya adalah sejarah tentang pertentangan
kelas”, sebagaimana yang tertulis dalam kalimat pembuka dari karya “Communist
Manifesto” pada tahun 1848.
4. Aguste Comte
Aguste Comte
Comte lahir di Montpellier, sebuah kota kecil di bagian
barat daya dari negara Perancis. Setelah bersekolah disana, ia melanjutkan
pendidikannya di Politeknik École di Paris. Politeknik École saat itu terkenal dengan
kesetiaannya kepada idealis republikanisme dan filosofi proses. Pada
tahun 1818, politeknik tersebut ditutup
untuk re-organisasi. Comte pun meninggalkan École dan melanjutkan pendidikannya
di sekolah kedokteran di Montpellier. Comte biasanya dihormati ketika lebih
dulu Sarjana sosiologi barat ( Ibn Khaldun setelah didahului dia di (dalam) Timur dengan hampir empat
berabad-abad). Penekanan Comte’s pada saling behubungan tentang unsur-unsur
sosial adalah suatu pertanda modern functionalism, unsur-unsur tertentu dari pekerjaan
nya kini dipandang sebagai tak ilmiah dan eksentrik, dan visi agung sosiologi
nya sebagai benda hiasan di tengah meja dari semua ilmu pengetahuan belum
mengakar.
Penekanan nya pada suatu kwantitatif, mathematical basis untuk pengambilan
keputusan tinggal dengan kita hari ini. ini merupakan suatu pondasi bagi dugaan
Paham positifisme yang modern, analisa statistik kwantitatif modern, dan
pengambilan keputusan bisnis. Uraian nya hubungan siklis yang berlanjut antar
teori dan praktik dilihat di sistem bisnis modern Total Manajemen Berkwalitas
dan Peningkatan Mutu Berlanjut di mana advokat menguraikan suatu siklus teori
[yang] berlanjut dan praktik melalui/sampai four-part siklus rencana,, cek, dan
bertindak. Di samping pembelaan analisis kuantitatif nya, Comte lihat suatu
batas dalam kemampuan nya untuk membantu menjelaskan gejala sosial. Nah untuk
teman-teman ketahui Aguste Comte ini sering juga di sebut Bapak Sosiologi
Dunia.
5. Ibnu Kaldun
Ibnu Khaldun
Ibnu Khaldun lahir di Tunisia, Afrika Utara, 27 Mei 1332 (Faghirzaedah
1982). Lahir dari keluarga terpelajar, Ibnu Khaldun dimasukkan ke sekolah
Al-Quran, kemudian mempelajari matematika dan sejarah. Semasa hidupnya ia
membantu berbagai sultan di Tunisia, Maroko, Spanyol, dan Aljazair sebagai data
besar, bendaharawan dan anggota dengan dewan penasehat sultan. Ia pun pernah
dipenjarakan selama 2 tahun di Maroko karena keyakinannya bahwa penguasa negara
bukanlah pemimpin yang mendapatkan kekuasaan dari Tuhan. Setelah kurang lebih
dua dekade aktif di bidang politik, Ibnu Khaldun kembali ke Afrika Utara. Ia
melakukan studi ilmiah tentang masyarakat, riset empiris, dan meneliti
sebab-sebab fenomena sosial. Ia memusatkan perhatian pada berbagai lembaga
sosial (misalnya lembaga politik dan ekonomi) dan hubungan antara lembaga
sosial itu. Ia juga tertarik untuk melakukan studi perbandingan antara
masyarakat primitif dan masyarakat modern. Ibnu Khaldun tak berpengaruh secara
dramatis terhadap sosiologi klasik, tetapi setelah sarjana pada umumnya dan
sarjana muslim khususnya meneliti ulang karyanya, ia mulai diakui sebagai
sejarawan yang mempunyai signifikansi historis.
6. Selo Soemardjan
Selo Soemardjan
ini special saya persembahkan untuk pembaca semua, yah. Selo Soemardjan
merupakan salah satu sosok paling berpengaruh dalam perkembangan ilmu yang
mempelajari masyarakat dan sekitarnya.
Penerima Bintang Mahaputra Utama dari pemerintah ini adalah pendiri
sekaligus dekan pertama Fakultas Ilmu Pengetahuan Kemasyarakatan (kini
FISIP-UI) dan sampai akhir hayatnya dengan setia menjadi dosen sosiologi di Fakultas Hukum Universitas Indonesia (UI). Ia dikenal sangat disiplin dan selalu memberi teladan
konkret. Ia ilmuwan yang meninggalkan banyak bekal ilmu pengetahuan. Sebetulnya
ia sudah purnatugas di Universitas Indonesia (UI). Tapi, karena masih
dibutuhkan, ia tetap mengajar dengan semangat tinggi. Ia memang seorang sosok
berintegritas, punya komitmen sosial yang tinggi dan sulit untuk diam.
Ia seorang dari sedikit orang yang sangat pantas menyerukan hentikan
praktik korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN). Pantas karena ia bukan tipe
maling teriak maling. Ia orang orang bersih yang dengan perangkat ilmu dan
keteladanannya bisa menunjukkan bahwa praktik KKN itu merusak tatanan sosial.
Ia pantas menjadi teladan kaum birokrat karena etos kerjanya yang tinggi dalam
mengabdi kepada masyarakat. Selama hidupnya, Selo pernah berkarier sebagai
pegawai Kesultanan/Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta, Kepala Staf Sipil Gubernur Militer Jakarta Raya, dan Kepala Sekretariat Staf Keamanan Kabinet Perdana Menteri, Kepala Biro
III Sekretariat Negara merangkap Sekretaris Umum Badan Pemeriksa Keuangan,
Sekretaris Wakil Presiden RI Sultan Hamengku Buwono IX (1973-1978), Asisten
Wakil Presiden Urusan Kesejahteraan Rakyat (1978-1983) dan staf ahli Presiden
HM Soeharto. Ia dikenal sebagai Bapak Sosiologi Indonesia setelah tahun
1959 — seusai meraih gelar doktornya di Cornell University, AS — mengajar
sosiologi di Universitas Indonesia (UI). Dialah pendiri sekaligus dekan pertama
(10 tahun) Fakultas Ilmu Pengetahuan Kemasyarakatan (sekarang FISIP) UI.
Kemudian tanggal 17 Agustus 1994, ia menerima Bintang Mahaputra Utama dari pemerintah dan pada tanggal
30 Agustus menerima gelar ilmuwan utama sosiologi. Menurut putra
sulungnya, Hastjarjo, Selo suka main. “Setiap hari selalu memainkan tubuhnya
berolahraga senam. Karena terkesan lucu, cucu-cucu menganggap bapak sedang
bermain-main dengan tubuhnya,” tambahnya.
Sebagai ilmuwan, karya Selo yang sudah dipublikasikan adalah Social Changes
in Yogyakarta (1962) dan Gerakan 10 Mei 1963 di Sukabumi (1963). Penelitian
terakhir Selo berjudul Desentralisasi Pemerintahan. Terakhir ia menerima
Anugerah Hamengku Buwono (HB) IX dari Universitas Gadjah
Mada (UGM) pada puncak peringatan Dies Natalis Ke-52 UGM tanggal 19
Januari 2002 diwujudkan dalam bentuk piagam, lencana, dan sejumlah uang.
7. Pierre Guillaurne Frederic Le Play
Pierre Guillaurne Frederic Le Play
Le Play, seorang Perancis, adalah salah seorang ahli ilmu pengetahuan
kemasyarakatan terkemuka abad ke-19. Dia berhasil mengenalkan suatu
metode tertentu di dalam meneliti dan menganalis gejala-gejala sosial yaitu
dengan jalan mengadakan observasi terhadap fakta-fakta sosial dan analisis
induktif. Kemudian dia juga menggunakan metode case study dalam
penelitian-penelitian sosial.
Penelitian-penelitiannya terhadap masyarakat menghasilkan dalil bahwa
lingkungan geografis menentukan jenis pekerjaan, dan hal ini mempengaruhi
organisasi ekonomi, keluarga serta lembaga-lembaga lainnya. Keluarga merupakan
objek utama dalam penyelidikan. Dia berkeyakinan bahwa anggaran belanja suatu
keluarga merupakan ukuran kuantitatif bagi kehidupan keluarga sekaligus
menunjukkan kepentingan keluarga tersebut. Akhirnya dikatakan bahwa organisasi
sosial keluarga sepenuhnya terikat pada anggaran keluarga tersebut.
Karya-karyanya yang telah diterbitkan antara lain European Workers (1855), Social
Reform in France (1864), The Organization of the Family (1871),
dan The Organization of Labor (1872).
dan, itulah beberapa para sosiolog dan teriolog yang sangat berkompeten
dalam permasalahan mayrakat dan saya berharap akan ada para sosiolog dan
teriolog baru yang lebih berkompeten demi menjaga kehormatan dan kearifan
hidup manusia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar