KATA PENGANTAR
Assalamu’Alaikum
Wr.Wb
Puji
syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT. Atas terselesainya makalah yang saya
buat ini berisi tentang Makalah “BUDIDAYA
IKAN LELE”.
Hasil
pendidikan yang bermutu dari siswa/i yang sehat, mandiri berbudaya, berakhlak
mulia, beretos kerja, pengetahuan, dan menguasai teknologi serta cinta tanah
air. Hakikat belajar dari aktivitas perubahan tingkah laku pembelajaran
perubahan tingkah laku akan tercapai melalui kerja keras dan usaha cerdas dari
siapapun.
Paktor
pendukung seperti buku ajar, internet dll. Adalah sebagai salah satu indikator
pendidikan perlu diprioritaskan demi tercepatnya hasil belajar yang optimal.
makalah ini juga tercantum daftar isi diberikan supaya guru dan teman – teman
dapat mengerti untuk membaca dan memahaminya.
Pada
kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada guru pembimbing yang
telah memberikan kami kesempatan untuk membuat makalah.
AKHIR
KATA “Tiada Gading Yang Tak Retak” demikian pula makalah ini saya buat oleh
karena itu saran dan kritik saya nanti.
Lampahan,
Februari 2014
Penulis,
___________________
DAFTAR ISI
Kata
Pengantar 1
Daftar
Isi 2
Bab
I Pendahuluan 3
Bab
II Pembahasan 4
Pembenihan
Lele 4
Sistem
Budidaya Lele 4
Tahap Proses Budidaya Lele 4
Manajemen Air 6
Manajemen
Kesehatan 7
Panen 7
Bab
III Kesimpulan dan Saran 9
Daftar
Isi 10
BAB I
PENDAHULUAN
Lele merupakan jenis ikan yang digemari
masyarakat, dengan rasa yang lezat, daging empuk, duri teratur dan dapat
disajikan dalam berbagai macam menu masakan. Pengembangan usaha
budidaya ikan lele semakin meningkat setelah masuknya jenis ikan lele dumbo ke
Indonesia pada tahun 1985. Keunggulan lele dumbo dibanding lele lokal antara
lain tumbuh lebih cepat, jumlah telur lebih banyak dan lebih tahan terhadap
penyakit. Namun demikian perkembangan budidaya yang pesat tanpa didukung
pengelolaan induk yang baik menyebabkan lele dumbo mengalami penurunan
kualitas (Rahmat. 1991)
Hal ini karena adanya perkawinan sekerabat
(inbreeding), seleksi induk yang salah atas penggunaan induk yang berkualitas
rendah. Penurunan kualitas ini dapat diamati dari karakter umum pertama matang
gonad, derajat penetasan telur, pertumbuhan harian, daya tahan terhadap
penyakit dan nilai FCR (Feeding Conversion Rate).
Sebagai upaya perbaikan mutu ikan lele dumbo
BBAT Sukabumi telah berhasil melakukan rekayasa genetik untuk menghasilkan lele
dumbo strain baru yang diberi nama lele "Sangkuriang".Seperti halnya
sifat biologi lele dumbo terdahulu, lele Sangkuriang tergolong omnivora. Di
alam ataupun lingkungan budidaya, ia dapat memanfaatkan plankton, cacing,
insekta, udang-udang kecil dan mollusca sebagai makanannya (Rahmat. 1991)
Lele merupakan jenis ikan yang digemari
masyarakat, dengan rasayang lezat, daging empuk, duri teratur dan dapat
disajikan dalam berbagaimacam menu masakan. Lele merupakan jenis ikan yang
digemarimasyarakat, dengan rasa yang lezat, daging empuk, duri teratur dan
dapatdisajikan dalam berbagai macam menu masakan. Adapun manfaat yang
dihasilkan dari budidaya lele antara lain:
a. Sebagai bahan makanan
b. Ikan lele jenis C. Batrachus juga
bisa dimanfaatkan sebagai ikanpajangan atau hiasan.
c. Ikan lele yang di pelihara di sawah dapat
bermanfaat untuk memberantas hama padi berupa serangga air. Karena
merupakansalah satu makanan alami ikan lele.
d. Ikan lele juga dapat diramu dengan
berbagai macam obat lain untuk mengobati penyakit asma, menstruasi (datang
bulan tidak teratur),hidung berdarah, kencing berdarah, dll.
e. Selain itu, banyak mengkonsumsi ikan lele
juga dapat menyehatkan jantung. Karena ikan lele lebih banyak mengandung
omega 3 dibanding dengan jenis ikan lainnya.
BAB II
PEMBAHASAN
Pembenihan Lele
Adalah budidaya lele untuk menghasilkan benih
sampai berukuran tertentu dengan cara mengawinkan induk jantan dan betina pada
kolam-kolam khusus pemijahan. Pembenihan lele mempunyai prospek yang bagus
dengan tingginya konsumsi lele serta banyaknya usaha pembesaran lele (Rahmat.
1991).
Sistem Budidaya Lele
Terdapat 3 sistem pembenihan lele yang
dikenal, yaitu :
1. Sistem Massal.
Dilakukan dengan menempatkan lele jantan dan betina dalam satu
kolam dengan perbandingan tertentu. Pada sistem ini induk
jantan secara leluasa mencari pasangannya untuk diajak kawin dalam sarang
pemijahan, sehingga sangat tergantung pada keaktifan induk jantan mencari
pasangannya.
2. Sistem Pasangan.
Dilakukan dengan menempatkan induk jantan dan betina pada satu kolam khusus.
Keberhasilannya ditentukan oleh ketepatan menentukan pasangan yang cocok antara
kedua induk.
3. Pembenihan Sistem
Suntik (Hyphofisasi).Dilakukan dengan merangsang lele untuk memijah atau
terjadi ovulasi dengan suntikan ekstrak kelenjar Hyphofise, yang terdapat di
sebelah bawah otak besar. Untuk keperluan ini harus ada ikan sebagai donor
kelenjar Hyphofise yang juga harus dari jenis lele.
Tahap Proses Budidaya
Lele
A. Pembuatan Kolam lele.
Ada dua macam / tipe kolam, yaitu bak dan
kubangan (kolam galian). Pemilihan tipe kolam tersebut sebaiknya disesuaikan
dengan lahan yang tersedia. Secara teknis baik pada tipe bak maupun tipe
galian, pembenihan lele harus mempunyai (Budi, 1993) :
Kolam tandon. Mendapatkan masukan air
langsung dari luar/sumber air. Berfungsi untuk pengendapan lumpur, persediaan
air, dan penumbuhan plankton. Kolam tandon ini merupakan sumber air untuk kolam
yang lain.
Kolam pemeliharaan induk. Induk jantan dan
bertina selama masa
pematangan telur dipelihara pada kolam tersendiri yang sekaligus sebagai
tempat pematangan sel telur dan sel sperma.
pematangan telur dipelihara pada kolam tersendiri yang sekaligus sebagai
tempat pematangan sel telur dan sel sperma.
Kolam Pemijahan. Tempat perkawinan induk
jantan dan betina. Pada kolam ini harus tersedia sarang pemijahan dari ijuk,
batu bata, bambu dan lain-lain sebagai tempat hubungan induk jantan dan betina.
Kolam Pendederan. Berfungsi untuk membesarkan anakan yang telah menetas dan
telah berumur 3-4 hari. Pemindahan dilakukan pada umur tersebut karena anakan
mulai memerlukan pakan, yang sebelumnya masih menggunakan cadangan kuning telur
induk dalam saluran pencernaannya.
B. Pemilihan Induk lele
· Induk
jantan mempunyai tanda :
- Tulang kepala berbentuk pipih
- Warna lebih gelap
- Gerakannya lebih lincah
- Perut ramping tidak terlihat
lebih besar daripada punggung
- Alat kelaminnya berbentuk runcing.
- Alat kelaminnya berbentuk runcing.
· Induk
betina bertanda :
- Tulang kepala berbentuk cembung
- Warna badan lebih cerah
- Gerakan lamban
- Perut mengembang lebih besar
dari pada punggung alat kelamin berbentuk
bulat
C. Persiapan Lahan lele
Proses pengolahan lahan (pada kolam tanah)
meliputi :
· Pengeringan,
Untuk membersihkan kolam dan mematikan berbagai bibit penyakit.
· Pengapuran,
dlakukan dengan kapur Dolomit atau Zeolit dosis 60 gr/m2
untuk mengembalikan keasaman tanah dan mematikan bibit penyakit yang
tidak mati oleh pengeringan.
· Perlakuan
TON (Tambak Organik Nusantara). untuk menetralkan berbagai
racun dan gas berbahaya hasil pembusukan bahan organik sisa budidaya
sebelumnya dengan dosis 5 botol TON/ha atau 25 gr (2 sendok
makan)/100m2. Penambahan pupuk kandang juga dapat dilakukan untuk
menambah kesuburan lahan.
racun dan gas berbahaya hasil pembusukan bahan organik sisa budidaya
sebelumnya dengan dosis 5 botol TON/ha atau 25 gr (2 sendok
makan)/100m2. Penambahan pupuk kandang juga dapat dilakukan untuk
menambah kesuburan lahan.
· Pemasukan
Air. Dilakukan secara bertahap, mula-mula setinggi 30 cm dan dibiarkan selama
3-4 hari untuk menumbuhkan plankton sebagai pakan alami lele. Pada tipe kolam
berupa bak, persiapan kolam yang dapat dilakukan adalah : Pembersihan bak dari
kotoran/sisa pembenihan sebelumnya, penjemuran bak agar kering dan bibit
penyakit mati. Pemasukan air fapat langsung penuh dan segera diberi perlakuan
TON dengan dosis sama
D. Pemijahan Lele
Pemijahan adalah proses pertemuan induk
jantan dan betina untuk mengeluarkan sel telur dan sel sperma. Tanda induk
jantan siap kawin yaitu alat kelamin berwarna merah. Induk betina tandanya sel
telur berwarna kuning (jika belum matang berwarna hijau). Sel telur yang telah
dibuahi menempel pada sarang dan dalam waktu 24 jam akan menetas menjadi anakan
lele (Budi, 1993)
E. Pemindahan
Lele
Cara
pemindahan :
· Kurangi
air di sarang pemijahan sampai tinggi air 10-20 cm.
· Siapkan
tempat penampungan dengan baskom atau ember yang diisi dengan air di
sarang. Samakan suhu pada kedua kolam
· Pindahkan
benih dari sarang ke wadah penampungan dengan cawan atau piring.
· Pindahkan
benih dari penampungan ke kolam pendederan dengan hati-hati pada malam hari,
karena masih rentan terhadap tingginya suhu air.
F. Pendederan Lele
Adalah pembesaran hingga berukuran siap jual,
yaitu 5 – 7 cm, 7 – 9 cm dan 9 – 12 cm dengan harga berbeda. Kolam pendederan
permukaannya diberi pelindung berupa enceng gondok atau penutup dari plastik
untuk menghindari naiknya suhu air yang menyebabkan lele mudah stress.
Pemberian pakan mulai dilakukan sejak anakan lele dipindahkan ke kolam
pendederan ini (Budi, 1993).
Manajemen Pakan Lele.
Pakan anakan lele berupa :
· Pakan
alami berupa plankton, jentik-jentik, kutu air dan cacing kecil (paling
baik) dikonsumsi pada umur di bawah 3 – 4 hari.
· Pakan
buatan untuk umur diatas 3 – 4 hari. Kandungan nutrisi harus tinggi,
terutama kadar proteinnya.
· Untuk
menambah nutrisi pakan, setiap pemberian pakan buatan dicampur dengan POC
NASA dengan dosis 1 – 2 cc/kg pakan (dicampur air secukupnya), untuk
meningkatkan pertumbuhan dan ketahanan tubuh karena mengandung berbagai
unsur mineral penting, protein dan vitamin dalam jumlah yang optimal.
MANAJEMEN AIR
Ukuran kualitas air dapat dinilai secara
fisik :
· Air
harus bersih
· Berwarna
hijau cerah
· Kecerahan/transparansi
sedang (30 – 40 cm).
Ukuran kualitas air secara kimia :
· bebas
senyawa beracun seperti amoniak
· mempunyai
suhu optimal (22 – 26 0C).
Untuk menjaga kualitas air agar selalu dalam
keadaan yang optimal, pemberian pupuk TON sangat diperlukan. TON yang
mengandung unsur-unsur mineral penting, lemak, protein, karbohidrat dan
asam humat mampu menumbuhkan dan menyuburkan pakan alami yang berupa
plankton dan jenis cacing-cacingan, menetralkan senyawa beracun dan
menciptakan ekosistemkolam yang seimbang. Perlakuan TON dilakukan pada saat
oleh lahan dengan cara dilarutkan dan di siramkan pada permukaan tanah
kolam serta pada waktu pemasukan air baru atau sekurang-kurangnya setiap
10 hari sekali. Dosis pemakaian TON adalah 25 g/100m2 (Komar,1981).
MANAJEMEN KESEHATAN
Pada
dasarnya, anakan lele yang dipelihara tidak akan sakit jika mempunyai
ketahanan tubuh yang tinggi. Anakan lele menjadi sakit lebih banyak
disebabkan oleh kondisi lingkungan (air) yang jelek. Kondisi air yang
jelek sangat mendorong tumbuhnya berbagai bibit penyakit baik yang berupa
protozoa, jamur, bakteri dan lain-lain.
Maka dalam menejemen kesehatan
pembenihan lele, yang lebih penting dilakukan adalah penjagaan kondisi air
dan pemberian nutrisi yang tinggi. Dalam kedua hal itulah, peranan TON dan
POC NASA sangat besar. Namun apabila anakan lele terlanjur terserang
penyakit, dianjurkan untuk melakukan pengobatan
yang sesuai (Komar, 1981).
Penyakit-penyakit yang disebabkan oleh
infeksi protozoa, bakteri dan jamur dapat diobati dengan formalin, larutan
PK (Kalium Permanganat) atau garam dapur. Penggunaan obat tersebut
haruslah hati-hati dan dosis yang digunakan juga harus sesuai.
Panen
· Penangkapan
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pemanenan:
- Lele dipanen pada umur 6-8
bulan, kecuali bila dikehendaki, sewaktuwaktu dapat dipanen.
- Pemanenan sebaiknya dilakukan pada pagi
hari supaya lele tidak terlalu kepanasan.
- Kolam dikeringkan sebagian saja
dan ikan ditangkap dengan menggunakan seser halus, tangan, lambit,
tangguh atau jaring.
- Setelah dipanen, piaralah dulu
lele tersebut di dalam tong/bak/hapa selama 1-2 hari tanpa diberi makan agar
bau tanah dan bau amisnya hilang.
- Lakukanlah
penimbangan secepat mungkin dan cukup satu kali.
· Pembersihan
Setelah ikan lele dipanen, kolam harus
dibersihkan dengan cara:
- Kolam dibersihkan dengan cara
menyiramkan/memasukkan larutan kapur sebanyak 20-200 gram/m 2 pada dinding
kolam sampai rata.
- Penyiraman dilanjutkan dengan
larutan formalin 40% atau larutan permanganat kalikus (PK) dengan cara yang
sama.
- Kolam dibilas dengan air bersih
dan dipanaskan atau dikeringkan dengan sinar matahari langsung. Hal ini
dilakukan untuk membunuh penyakit yang ada di kolam.
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Budidaya ikan lele, baik dalam bentuk
pembenihan maupun pembesaran mempunyai prospek yang cukup baik. Permintaan
konsumen akan keberadaan ikan lele semakin meningkat. Dengan teknik
pemeliharaan yang baik, maka akan diperoleh hasil budidaya yang memuaskan dan
diminati konsumen. Oleh karena itu Pembudidayaan ikan Lele sangat baik untuk
dilakukan mengingat output yang dihasilkan juga lumayan besar.
Saran
Diharapkan dalam melakukan pembudidayaan ikan
lele juga harus memperhatikan faktor fisik kimia yang dapat mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan ikan lele pada kolam terkontrol agar menghasilkan
produksi ikan lele yang lebih baik lagi dan maksimal.
DAFTAR PUSTAKA
Ø Rukmana, Rahmat. 1991. Budidaya Ikan
Lele, Untungnya Bagai Menabung Emas dalam Sinar Tani
Ø Santoso, Budi. 1993. Petunjuk praktis :
Budidaya ikan mas. Yogyakarta :Kanisius.
Ø Sumantadinata, Komar.
1981. Pengembangbiakan ikan-ikan peliharaan di Indonesia. Jakarta :
Sastra Hudaya.
Ø Http://Teknis-Budidaya.blogspot.com/2007/10/budidaya-lele.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar