BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kalimat
merupakan primadona dalam kajian bahasa. Hal ini disebabkan antara lain karena
dengan perantaraan kalimatlah seorang guru atau dosen dapat menyampaikan maksud
secara lengkap dan jelas.Satuan bentuk bahasa yang sudah kita kenal sebelum
sampai pada ttaran kalimat adalah kata (mis.tidak ) dan frasa atau
kelompok kata (mis.tidak tahu). Kata dan frasa tidak
dapat mengungkapkan suatu maksud secara lengkap dan jelas, kecuali jika kata
dan frasa itu sedang berperan dalam kalimat minor atau merupakan jawaban sebuah
pernyataan. Untuk dapat berkalimat dengan baik perlu kita pahami terlebih
dahulu sturuktur dasar suatu kalimat.
B. Rumusan
Masalah
1. Apa saja unsur-unsur dalam
kalimat?
2. Bagaimana susunan
pola kalimat dasar?
3. Apa saja yang menjadi
pembagian dalam jenis kalimat?
4. Apa itu kalimat inti dan inti
kalimat?
5. Apa itu kalimat efektif?
6. Apa saja yang menjadi
kesalahan dalam kalimat?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa saja yang
menjadi unsur-unsur dalam kalimat.
2. Untuk mengetahui susunan pola kalimat
dasar.
3. Untuk mengetahui pembagian
jenis kalimat.
4. Untuk mengetahui kalimat inti
dan inti kalimat.
5. Untuk mengetahui apa itu
kalimat efektif.
6. Untuk mengetahui apa saja yang
menjadi kesalahan dalam kalimat efektif.
BAB II
PEMBAHASAN
KALIMAT
A. Unsur-unsur Kalimat
Unsur kalimat adalah fungsi sintaksis yang biasa disebut juga jabatan kata atau peran kata,yaitu subjek(S), predikat(P), objek(O), pelengkap(P), dan keterangan (Ket)[1].Kalimat bahasa Indonesia baku sekurang-kurangnya terdiri atas dua unsur ,yakni S dan P.Unsur yang lain (O,Pel,dan Ket) dapat wajib hadir,atau tidak wajib hadir dalam suatu kalimat.
Unsur kalimat adalah fungsi sintaksis yang biasa disebut juga jabatan kata atau peran kata,yaitu subjek(S), predikat(P), objek(O), pelengkap(P), dan keterangan (Ket)[1].Kalimat bahasa Indonesia baku sekurang-kurangnya terdiri atas dua unsur ,yakni S dan P.Unsur yang lain (O,Pel,dan Ket) dapat wajib hadir,atau tidak wajib hadir dalam suatu kalimat.
Unsur-unsur
kalimat dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Subjek (S)
Subjek (S) adalah bagian kalimat yang menunjuk pada pelaku,tokoh,sosok,sesuatu hal,atau suatu masalah yang menjadi pokok pembicaraan.Sebagian besar S diisi oleh kata benda/frasa nominal,kata kerja /frasa verbal,dan klausa.Subjek kalimat dapat dicari dengan rumus pertanyaan apa ataupun siapa. Contoh :
Subjek (S) adalah bagian kalimat yang menunjuk pada pelaku,tokoh,sosok,sesuatu hal,atau suatu masalah yang menjadi pokok pembicaraan.Sebagian besar S diisi oleh kata benda/frasa nominal,kata kerja /frasa verbal,dan klausa.Subjek kalimat dapat dicari dengan rumus pertanyaan apa ataupun siapa. Contoh :
a. Kakek itu sedang melukis (S yang
diisi kata benda/frasa nominal).
b. Berjalan kaki menyehatkan badan (S yang diisi kata kerja/frasa
verbal).
c. Gunung Kidul itu tinggi (S yang diisi kata
benda/frasa nominal).
2. Predikat (P
Predikat (P) adalah bagian kalimat yang memberi tahu melakukan perbuatan (action) apa S,yaitu pelaku/tokoh atau sosok di dalam suatu kalimat.Satuan bentuk pengisian P dapat berupa kata atau frasa namun sebagian besar berkelas verbal atau adjektiva,tetapi dapat juga numeral,nominalatau frasa nominal.Pemakaian kata adalah pada predikat biasa terdapat pada kalimat nominal. Predikat (P) dapat dicari dengan rumus pertanyaan bagaimana,mengapa, ataupun diapakan. Contoh :
Predikat (P) adalah bagian kalimat yang memberi tahu melakukan perbuatan (action) apa S,yaitu pelaku/tokoh atau sosok di dalam suatu kalimat.Satuan bentuk pengisian P dapat berupa kata atau frasa namun sebagian besar berkelas verbal atau adjektiva,tetapi dapat juga numeral,nominalatau frasa nominal.Pemakaian kata adalah pada predikat biasa terdapat pada kalimat nominal. Predikat (P) dapat dicari dengan rumus pertanyaan bagaimana,mengapa, ataupun diapakan. Contoh :
a. Ibu sedang tidur siang (P yang diisi
dengan kata kerja/frasa verbal).
b. Soal ujian ini sulit sekali (P yang diisi dengan kata sifat/frasa adjektif).
c. Karangan itu sangat bagus (P yang diisi dengan kata sifat/frasa adjektif).
d. Santi adalah seorang
kolektor (P dengan pemakaian kata adalah pada frasa nominal).
3. Objek (O)
Objek merupakan bagian kalimat yang melengkapi Predikat (P).Objek biasanya diisi oleh nomina,frasa nominal atau klausa.Letak Objek (O) selalu di belakang P yang berupa verba transitif,yaitu veba yang menuntut wajib hadirnya O. Objek dapat dicari dengan rumus pertanyaan apa atau siapa terhadap tindakan Subjek. Contoh :
Objek merupakan bagian kalimat yang melengkapi Predikat (P).Objek biasanya diisi oleh nomina,frasa nominal atau klausa.Letak Objek (O) selalu di belakang P yang berupa verba transitif,yaitu veba yang menuntut wajib hadirnya O. Objek dapat dicari dengan rumus pertanyaan apa atau siapa terhadap tindakan Subjek. Contoh :
a. Mereka memancing ikan Pari (O yang diisi dengan kata benda/frasa nominal).
b. Orang itu menipu adik saya (O yang diisi dengan kata benda/frasa nominal).
4. Pelengkap
Pelengkap (Pel) atau komplemen adalah bagian kalimat yang melengkapi P.Letak Pel umumnya di belakang P yang berupa verbal.Posisi ini juga bisa ditempati oleh O,dan jenis kata yang mengisi Pel dan O juga bisa sama,yaitu nominal atau frasa nominal.akan tetapi,antara Pel dan O terdapat perbedaan. Contoh :
Pelengkap (Pel) atau komplemen adalah bagian kalimat yang melengkapi P.Letak Pel umumnya di belakang P yang berupa verbal.Posisi ini juga bisa ditempati oleh O,dan jenis kata yang mengisi Pel dan O juga bisa sama,yaitu nominal atau frasa nominal.akan tetapi,antara Pel dan O terdapat perbedaan. Contoh :
Ketua MPR //membacakan //Pancasila.
S P O
Banyak orsospol // berlandaskan // Pancasila
S P Pel
Kedua
kalimat aktif di atas yang Pel dan O-nya sama-sama nominal Pancasila,jika
hendak dipasifkan ternyata yang bisa hanya kalimat pertama dengan ubahan sbb :
Pancasila //dibacakan // oleh Ketua MPR
S P Ket
*Pancasila dilandasi oleh banyak
orsospol (tidak gramatikal karemna posisi Pancasila
sabagai Pel pada kalimat kedua ini tidak dapat dipindahkan ke depan menjadi S
dalam bentuk kalimat pasif).
Hal
lain yang membedakan Pel dengan O adalah jenis pengisiannya.Pel bisa diisi oleh
adjektiva,frasa adjektif,frasa verbal,dan frasa preposisional. Contoh :
a. Kita benci pada kemunafikan (Pel-nya
frase preposisional).
b. Mayang bertubuh mungil (Pel-nya
frase adjektiva).
c. Sekretaris itu mengambilkan bosnya air minum (Pel-nya frase nominal).
d. Pak Lam suka bermain tenis (Pel-nya frase verbal).
5. Keterangan.
Keterangan adalah bagian kalimat yang menerangkan Pel dan klausa dalam sebuah kalimat.Pengisi Ket adalah adverbial,frasa nominal,frasa proposisional,atau klausa. Posisi Ket boleh manasuka,di awal,di tengah, atau di akhir kalimat. Contoh :
Keterangan adalah bagian kalimat yang menerangkan Pel dan klausa dalam sebuah kalimat.Pengisi Ket adalah adverbial,frasa nominal,frasa proposisional,atau klausa. Posisi Ket boleh manasuka,di awal,di tengah, atau di akhir kalimat. Contoh :
a. Antoni menjilid makalah kemarin pagi.
b. Antoni kemarin pagi menjilid
makalah.
c. Kemarin pagi Antono menjilid makalah.
Keterangan
terbagi menjadi beberapa jenis, diantaranya keterangan waktu,tempat,cara, alat,
alasan/sebab,tujuan,similatif,dan penyerta. Contoh :
a. Aulia memotong tali dengan gunting. (Ket.alat)
b. Mahasiswa fakultas Hukum berdebat bagaikan pengacara. (Ket.similatif)
c. Karena malas belajar, mahasiswa itu tidsk lulus
ujian. (Ket.sebab)
d. Polisi menyelidiki masalah narkoba dengan cara hati-hati.(Ket.cara)
e. Amir pergi dengan teman-teman sekelasnya.
(Ket.penyetara)
f. Karena malas belajar, Petrus tidak lulus ujian. (Ket.penyebab)
B. Pola
kalimat dasar
Kalimat dasar bukanlah nama jenis kalimat, melainkan acuan untuk membuat berbagai tipe kalimat. Kalimat dasar terdiri atas beberapa struktur kalimat yang dibentuk dengan lima unsur kalimat, yaitu S,P,O,Pel,Ket.
Berdasarkan fungsi dan peran gramatikalnya ada enam tipe kalimat yang dapat dijadikan model pola kalimat dasar bahasa Indonesia[2].Keenam tipe kalimat itu tercantum dalam tabel berikut:
Kalimat dasar bukanlah nama jenis kalimat, melainkan acuan untuk membuat berbagai tipe kalimat. Kalimat dasar terdiri atas beberapa struktur kalimat yang dibentuk dengan lima unsur kalimat, yaitu S,P,O,Pel,Ket.
Berdasarkan fungsi dan peran gramatikalnya ada enam tipe kalimat yang dapat dijadikan model pola kalimat dasar bahasa Indonesia[2].Keenam tipe kalimat itu tercantum dalam tabel berikut:
Tipe dan fungsi
|
Subjek
|
Predikat
|
Objek
|
Pelengkap
|
Keterangan
|
1.S-P
|
Orang itu
Saya
|
sedang
tidur
mahasiswa
baru
|
-
-
|
-
-
|
-
-
|
2.S-P-O
|
Ayahnya
Rani
|
mengendarai
mendapat
|
mobil baru
piagam
|
-
-
|
-
-
|
3.S-P-Pel
|
Beliau
Pancasila
|
menjadi
merupakan
|
-
-
|
ketua
koperasi
dasar
negara kita
|
-
-
|
4.S-P-Ket
|
Kami
Kecelakaan
itu
|
tinggal
terjadi
|
-
-
|
-
-
|
di Jakarta
tahun 1999
|
5.S-P-O-Pel
|
Hasan
Diana
|
mengirimi
mengambilkan
|
ibunya
adiknya
|
uang
buku tulis
|
-
-
|
6.S-P-O-Ket
|
Pak Bejo
Beliau
|
menyimpan
memperlakukan
|
uang
kami
|
-
-
|
di bank
dengan
baik
|
C. Jenis Kalimat Dasar
Kalimat dapat dibeda-bedakan menjadi beberapa jenis menurut (a) jumlah klausa pembentuknya,(b) fungsi isinya,(c) kelengkapan unsurnya, (d) susunan subjek dan predikatnya,dan (e) sifat hubungan aktor-aksi[3].
Kalimat dapat dibeda-bedakan menjadi beberapa jenis menurut (a) jumlah klausa pembentuknya,(b) fungsi isinya,(c) kelengkapan unsurnya, (d) susunan subjek dan predikatnya,dan (e) sifat hubungan aktor-aksi[3].
1. Jenis Kalimat menurut Jumlah
Klausanya
Menurut jumlah klausa pembentuknya,kalimat dapat dibentuk atas dua macam,yaitu (1) kalimat tunggal dan (2) kalimat majemuk.
Menurut jumlah klausa pembentuknya,kalimat dapat dibentuk atas dua macam,yaitu (1) kalimat tunggal dan (2) kalimat majemuk.
(a) Kalimat Tunggal
Kalimat tunggal adalah kalimat yang mempunyai satu klausa bebas[4].Hal itu berarti hanya ada satu P di dalam kalimat tunggal.Unsur Padalah sebagai penanda klausa.Unsur S dan P menang selalu wajib hadir di dalam setiap kalimat.Adapun O,Pel,dan Ket sifatnya tidak wajib hadir di dalam kalimat,termasuk dalam kalimat tunggal.Jika P masih perlu dilengkapi,barulah unsur yang melengkapi itu dihadirkan.
Berdasarkan jenis kata/frasa pengisi P-nya,kalimat tunggal dapat dipilah menjadi empat macam yang diberi nama atau label tambahan sesuai jenis kata atau frasanya,yaitu nominal,adjektiva,verbal,dan numeral. Contoh :
Kalimat tunggal adalah kalimat yang mempunyai satu klausa bebas[4].Hal itu berarti hanya ada satu P di dalam kalimat tunggal.Unsur Padalah sebagai penanda klausa.Unsur S dan P menang selalu wajib hadir di dalam setiap kalimat.Adapun O,Pel,dan Ket sifatnya tidak wajib hadir di dalam kalimat,termasuk dalam kalimat tunggal.Jika P masih perlu dilengkapi,barulah unsur yang melengkapi itu dihadirkan.
Berdasarkan jenis kata/frasa pengisi P-nya,kalimat tunggal dapat dipilah menjadi empat macam yang diberi nama atau label tambahan sesuai jenis kata atau frasanya,yaitu nominal,adjektiva,verbal,dan numeral. Contoh :
1. Kami mahasiswa UIN Suska Riau (kalimat nominal)
2. Jawaban anak pintar itu sangat tepat (kalimat
adjektiva)
3. Sapi-sapi sedang merumput (kalimat verbal)
4. Mobil orang kaya itu ada delapan (kalimat numeral)
(b) Kalimat Majemuk
Kalimat majemuk adalah kalimat yang merupakan gabungan dari dua atau lebih kalimat tunggal[5]. Dengan kata lain kalimat majemuk adalah kalimat yang sekurang-kurangnya terdiri atas subjek dan dua predikat. Kalimat majemuk dibagi menjadi dua bagian yaitu:
Kalimat majemuk adalah kalimat yang merupakan gabungan dari dua atau lebih kalimat tunggal[5]. Dengan kata lain kalimat majemuk adalah kalimat yang sekurang-kurangnya terdiri atas subjek dan dua predikat. Kalimat majemuk dibagi menjadi dua bagian yaitu:
(1) Kalimat majemuk setara/koordinatif
Kalimat majemuk setara/koordinatif yaitu gabungan dua pokok pikiran atau lebih yang kedudukannya setara[6].Struktur kalimat yang di dalamnya terdapat,sekurang-kurangnya,dua kalimat dasar dan masing-masing dapat berdiri sendiri sebagai kalimat tunggal.Konjungtor yang menghubungkan klausa dalam kalimat majemuk setara jumlahnya cukup banyak.Konjungtor itu menunjuk beberapa jenis hubungan dan menjalankan beberapa fungsi. Berikut tabel penghubung klausa dalam kalimat majemuk setara:
Kalimat majemuk setara/koordinatif yaitu gabungan dua pokok pikiran atau lebih yang kedudukannya setara[6].Struktur kalimat yang di dalamnya terdapat,sekurang-kurangnya,dua kalimat dasar dan masing-masing dapat berdiri sendiri sebagai kalimat tunggal.Konjungtor yang menghubungkan klausa dalam kalimat majemuk setara jumlahnya cukup banyak.Konjungtor itu menunjuk beberapa jenis hubungan dan menjalankan beberapa fungsi. Berikut tabel penghubung klausa dalam kalimat majemuk setara:
Jenis Hubungan
|
Fungsi
|
Kata Penghubung
|
1.Penghubung
|
menyatakan
penjumlahan atau gabungan kejadian,kegiatan,peristiwa, dan proses
|
dan,serta,baik,maupun
|
2.Pertentangan
|
mbahwa hal
yang dinyatakan dalam klausa pertama bertentangan dengan klausa kedua
|
tetapi,sedangkan,bukannya,melainkan
|
3.Pemilihan
|
menyatakan
pilihan di antara dua kemungkinan
|
atau
|
4.Perurutan
|
menyatakan
kejadian yang berurutan
|
lalu,kemudian
|
Contoh kalimat majemuk
setara/koordinatif :
1. Anto gemar menulis sedangkan Anita gemar menari.
2. Engkau tinggal di sini, atau ikut dengan saya.
3. Sinta cantik,tetapi sombong.
4. Ia memarkirkan mobil di lantai
3, lalu naik lift ke lantai 7.
(2) Kalimat Majemuk
Bertingkat/Kompleks/Subordinatif
Kalimat majemuk bertingkat/kompleks/subordinatif yaitu kalimat tunggal yang salah satu jabatannya diperluas membentuk kalimat baru.Dalam kalimat majemuk bertingkat kita mengenal
Kalimat majemuk bertingkat/kompleks/subordinatif yaitu kalimat tunggal yang salah satu jabatannya diperluas membentuk kalimat baru.Dalam kalimat majemuk bertingkat kita mengenal
a. Induk kalimat (jabatan kalimat
yang bersifat tetap atau tidak mengalami perubahan)
b. Anak kalimat (jabatan
kalimat yang diperluas membentuk kalimat baru.Anak kalimat
ditandai pemakaian kata penghubung dan bila mendahului induk kalimat
dipisah dengan tanda baca koma).
Berikut
tabel jenis hubungan antarklausa,konjungtor,dan fungsinya dalam kalimat majemuk
bertingkat.
Jenis Hubungan
|
Kata Penghubung
|
a.waktu
|
sejak,sedari,sewaktu,
sementara,seraya,setelah,sambil,sehabis,sebelum,ketika,tatkala,hingga,sampai
|
b.syarat
|
jika(lau),seandainya,
an-daikata,andaikan,asalkan,kalau,apabila,bilaman,manakala
|
c.tujuan
|
agar,supaya,untuk,biar
|
d.konsesif
|
walau(pun),meski(pun),sekalipun,biar(pun),kendati(pun),sungguh(pun)
|
e.pembandingan
|
seperti,bagaikan,laksa-na,sebagaimana,dari-pada,alih-alih,ibarat
|
f.penyebaban
|
sebab,karena,oleh karena
|
g.pengakibatan
|
sehingga,sampai-sampai,maka
|
h.cara/alat
|
dengan,tanpa
|
i.kemiripan
|
seolah-olah,akan
|
j.kenyataan
|
Padahal
|
k.penjelasan
|
Bahwa
|
l.hasil
|
Makanya
|
Contoh kalimat majemuk
bertingkat/kompleks/subordinatif :
1. Agar koperasi unit desa (KUD)
berkembang,perlu dipikirkan penciptaan kader-kader yang tangguh.
2. Ketika memberikan
keterangan,saksi itu meneteskan air mata.
3. Pembangunan rumah susun itu
memerlukan penelitian sebab beberapa
unit rumah susun belum berpenghuni.
4. hujan turun berhari-hari sehingga banjir besar melanda kota itu.
5. Dengan menurunkan harga
beberapa jenis BBM,kita berharap kegiatan ekonomi tidak lesu lagi.
6. Pengurus lama berjanji bahwa koperasi kita akan memilih pengurus baru.
7. Tempat itu kotor,makanya dia malas kalau disuruh ke situ.
8. Dia diam saja seakan-akan tidak tahu kesalahannya.
9. Semangat belajarnya tetap
tinggi meskipun usianya sudah lanjut.
10. Aku memahaminya sebagaimana ia
memahamiku.
2. Jenis kalimat Menurut
Fungsinya
Sesuai Tata Bahasa Buku Bahasa Indonesia (2003:337) disebutkan berdasarkan bentuk atau kategori sintaksisnya kalimat dibedakan atas empat macam,yaitu : (1)kalimat berita (deklaratif), (2) kalimat tanya(introgatif), (3) kalimat perintah (imperatif),dan (4) kalimat seru (ekslamatif)[7].
Sesuai Tata Bahasa Buku Bahasa Indonesia (2003:337) disebutkan berdasarkan bentuk atau kategori sintaksisnya kalimat dibedakan atas empat macam,yaitu : (1)kalimat berita (deklaratif), (2) kalimat tanya(introgatif), (3) kalimat perintah (imperatif),dan (4) kalimat seru (ekslamatif)[7].
(a) Kalimat
Berita (Deklaratif)
Kalimat berita adalah kalimat yang dipakai untuk menyatakan suatu berita. Ciri-ciri kalimat berita, yaitu : bersifat bebas,boleh langsung atau tak langsung,aktif atau pasif,tunggal atau majemuk , berintonasi menurun dan kalimatnya diakhiri tanda titik (.). Contoh :
Kalimat berita adalah kalimat yang dipakai untuk menyatakan suatu berita. Ciri-ciri kalimat berita, yaitu : bersifat bebas,boleh langsung atau tak langsung,aktif atau pasif,tunggal atau majemuk , berintonasi menurun dan kalimatnya diakhiri tanda titik (.). Contoh :
1. Pembagian beras gratis di
kampungku dilakukan kemarin pagi.
2. Perayaan HUT RI 63 berlangsung
meriah.
(b) Kalimat
Tanya (Introratif)
Kalimat tanya adlah kalimat yang dipakai untuk memperoleh informasi.Ciri –ciri kalimat tanya, yaitu : diakhiri tanda tanya(?),berintonasi naik dan sering pula hadir kataapa(kah),bagaimana,dimana, siapa,yang mana,dll. Contoh :
Kalimat tanya adlah kalimat yang dipakai untuk memperoleh informasi.Ciri –ciri kalimat tanya, yaitu : diakhiri tanda tanya(?),berintonasi naik dan sering pula hadir kataapa(kah),bagaimana,dimana, siapa,yang mana,dll. Contoh :
1. Apakah barang ini milikmu?
2. Kapan adikmu kembali ke
Indonesia?
(c) Kalimat
Perintah (Imperatif)
Kalimat perintah (imperatif) dipakai untuk menyuruh dan melarang orang berbuat sesuatu. Kalimat perintah berintonasi menurun dan diakhiri tanda titik (.) atau seru (!). Kalimat perintah dapat dipilah lagi menjadi kalimat perintah suruhan,kalimat perintah halus,kalimat perintah permohonan,kalimat perintah ajakan dan harapan,kalimat perintah larangan,dan kalimat perintah pembiaran. Contoh :
Kalimat perintah (imperatif) dipakai untuk menyuruh dan melarang orang berbuat sesuatu. Kalimat perintah berintonasi menurun dan diakhiri tanda titik (.) atau seru (!). Kalimat perintah dapat dipilah lagi menjadi kalimat perintah suruhan,kalimat perintah halus,kalimat perintah permohonan,kalimat perintah ajakan dan harapan,kalimat perintah larangan,dan kalimat perintah pembiaran. Contoh :
1. Tolonglah bawa motor ini ke
bengkel.(k.perintah halus)
2. Buka pintu itu! (k.perintah
suruhan)
3. Jangan buang sampah di sungai
itu! (k.perintah larangan)
4. Mohon hadiah ini kamu terima.
(k.perintah permohonan/permintaan)
5. Ayolah, kita belajar.
(k.perintah ajakan dan harapan)
6. Biarlah dia pergi bersama
temannya. (k.perintah pembiaraan)
(d) Kalimat
Seru (Ekslamatif)
Kalimat seru (ekslamatif) adalah kalimat yang dipakai untuk mengungkapkan perasaan emosi yang kuat,termasuk kejadian yang tiba-tiba dan memerlukan reaksi spontan. Kalimat ini berintonasi naik dan diakhiri tanda seru (!). Contoh :
Kalimat seru (ekslamatif) adalah kalimat yang dipakai untuk mengungkapkan perasaan emosi yang kuat,termasuk kejadian yang tiba-tiba dan memerlukan reaksi spontan. Kalimat ini berintonasi naik dan diakhiri tanda seru (!). Contoh :
1. Hai,ini dia orang yang kita
cari!
2. Wah,pintar benar anak ini !
3. Jenis Kalimat menurut
Kelengkapan Unsurnya
Dipandang dari segi kelengkapan unsurnya, kalimat dibedakan menjadi dua yaitu : (1) kalimat sempurna (mayor) dan kalimat tak lengkap (minor).
Dipandang dari segi kelengkapan unsurnya, kalimat dibedakan menjadi dua yaitu : (1) kalimat sempurna (mayor) dan kalimat tak lengkap (minor).
(a) Kalimat
Sempurna (Mayor)
Kalimat sempurna adalah kalimat yang dasarnya terdiri dari sebuah klausa bebas (Cook,197 : 47)[8]. Oleh karena yang mendasari kalimat sempurna adalah suatu klausa bebas maka kalimat sempurna ini cukup kalimat tunggal dan kalimat majemuk. Contoh :
Kalimat sempurna adalah kalimat yang dasarnya terdiri dari sebuah klausa bebas (Cook,197 : 47)[8]. Oleh karena yang mendasari kalimat sempurna adalah suatu klausa bebas maka kalimat sempurna ini cukup kalimat tunggal dan kalimat majemuk. Contoh :
1. Ayah membaca koran. (K.S.
dilihat dari kalimat tunggal)
2. Kalau saya mempunyai uang, saya akan membeli rumah
itu.(K.S. dilihat dari kalimat majemuk bertingkat.
(b) Kalimat
Tak Sempurna (Minor)
Kalimat tak sempurna adalah kalimat yang subjek dan predikatnya tidak lengkap atau dengan kata lain subjek dan predikatnya tidak ada sama sekali.. Kalimat tak sempurna ini mencakup kalimat pertanyaan,minor,dan seruan[9]. Contoh :
Kalimat tak sempurna adalah kalimat yang subjek dan predikatnya tidak lengkap atau dengan kata lain subjek dan predikatnya tidak ada sama sekali.. Kalimat tak sempurna ini mencakup kalimat pertanyaan,minor,dan seruan[9]. Contoh :
a. “Maksudmu?”
b. “Ayah di Sumatera Utara.”
4. Jenis Kalimat menurut Susunan
Subjek dan Predikatnya
Jenis kalimat menurut susunan subjek dan predikatnya dapat dibagi menjadi dua yuitu : kalimat versi dan kalimat inversi.
Jenis kalimat menurut susunan subjek dan predikatnya dapat dibagi menjadi dua yuitu : kalimat versi dan kalimat inversi.
(a) Kalimat Versi
Kalimat versi adalah kalimat yang berpola S-P. Kalimat ini bisa dikatakan sama dengan kalimat tunggal tunggal yang mempunyai satu klausa.Contoh :
Kalimat versi adalah kalimat yang berpola S-P. Kalimat ini bisa dikatakan sama dengan kalimat tunggal tunggal yang mempunyai satu klausa.Contoh :
1. Dokter menangani pasien itu dengan
baik.
2. Mereka bersalaman.
(b) Kalimat
InversiI
Kalimat inversi adalah kalimat yang P-nya mendahului S sehingga membentuk pola P-S.Selain merupakan variasi dari pola S-P,ternyata kalimat berpola P-S dapat memberi penekanan atau ketegasan makna tertentu.Memang kata atau frase yang pertama muncul dalam tuturan bisa menjadi kata kunci yang mempengaruhi makna. Contoh :
Kalimat inversi adalah kalimat yang P-nya mendahului S sehingga membentuk pola P-S.Selain merupakan variasi dari pola S-P,ternyata kalimat berpola P-S dapat memberi penekanan atau ketegasan makna tertentu.Memang kata atau frase yang pertama muncul dalam tuturan bisa menjadi kata kunci yang mempengaruhi makna. Contoh :
1. Matikan televisi itu.
2. Tidak terkabul permintaannya.
5. Kalimat menurut Sifat Hubungan
Aktor-Aksi.
Dipandang dari segi hubungan aktor-aksi, maka kalimat ini terbagi menjadi empat yaitu : (1) kalimat aktif, (2) kalimat pasif, (3) kalimat medial dan (4) kalimat resiprokal[10].
Dipandang dari segi hubungan aktor-aksi, maka kalimat ini terbagi menjadi empat yaitu : (1) kalimat aktif, (2) kalimat pasif, (3) kalimat medial dan (4) kalimat resiprokal[10].
(a) Kalimat
Aktif
Kalimat aktif adalah kalimat kalimat yang subjeknya sebagai pelaku atau aktor (Cook,1971 : 49). Kalimat aktif umumnya berawalan me- dan ber- pada P-nya. Contoh :
Kalimat aktif adalah kalimat kalimat yang subjeknya sebagai pelaku atau aktor (Cook,1971 : 49). Kalimat aktif umumnya berawalan me- dan ber- pada P-nya. Contoh :
1. Anto mengambil buah mangga.
2. Adik bermain bola.
(b) Kalimat Pasif
Kalimat pasif adalah kalimat kalimat yang subjeknya berperan sebagai penderita atau dikenai pekerjaan / tindakan. Kalimat pasif umumnya berawalan di- , ter- , ke-an. Contoh :
Kalimat pasif adalah kalimat kalimat yang subjeknya berperan sebagai penderita atau dikenai pekerjaan / tindakan. Kalimat pasif umumnya berawalan di- , ter- , ke-an. Contoh :
1. Piring dicuci Anita.
2. Adik terjatuh di kamar mandi.
3. Suaranya kedengaran ke sana.
(c) Kalimat
Medial
Kalimat medial adalah kalimat yang subjeknya berperan baik sebagai pelaku dan atau sebagai penderita (objek). Contoh :
Kalimat medial adalah kalimat yang subjeknya berperan baik sebagai pelaku dan atau sebagai penderita (objek). Contoh :
1. Dia menghibur dirinya.
2. Wanita itu menggantung dirinya
sendiri.
3. Mereka menyusahkan diri
sendiri.
(d) Kalimat Reiprokal
Kalimat resiprokal adalah kalimat yang subjek dan objeknya melakukan sesuatu perbuatan yang berbalas-balasan. Contoh :
Kalimat resiprokal adalah kalimat yang subjek dan objeknya melakukan sesuatu perbuatan yang berbalas-balasan. Contoh :
1. Saya sering tukar-menukar buku
dengan si Joni.
2. Para pembeli ramai
tawar-menawar dengan para pedagang.
D. Kalimat Inti dan Inti
Kalimat
Kalimat inti adalah kalimat yang terdiri atas S dan P. Sedangkan inti kalimat adalah kalimat yang terdiri atas inti-inti kalimat atau unsur-unsur kalimat yaitu S-P-O.
Kalimat inti adalah kalimat yang terdiri atas S dan P. Sedangkan inti kalimat adalah kalimat yang terdiri atas inti-inti kalimat atau unsur-unsur kalimat yaitu S-P-O.
Syarat-syarat kalimat inti :
1. Terdiri dari dua suku kata
2. Berpola S dan P
3. Intonasi netral
Syarat-syarat inti kalimat :
1. Terdiri dari tiga suku kata
2. Berpola S-P-O
3. Intonasi netral
Contoh :
a) Adik saya yang paling bungsu
sedang mempelajari bahasa Mandarin
Kalimat inti : Adik
mempelajari
Inti kalimat : Adik
mempelajari bahasa Mandarin
b) Penelitian-penelitian mutakhir memusatkan perhatian pada makanan
dari soya, yang ternyata dapat membantu mencegah kanker payudara.
Kalimat inti : Penelitian -
penelitian memusatkan
Inti kalimat : Penelitian -
penelitian memusatkan perhatian
E. Kalimat
Efektif
Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mengungkapkan maksud penutur/ penulis secara tepat sehingga maksud itu dapat dipahami oleh pendengar / pembaca secara tepat pula[11]. Dengan kata lain kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mencapai sasarannya dengan baik sebagai alat komunikasi. Kalimat efektif memiliki diksi (pilihan kata)yang tepat, tidak mengalami kontaminasi frasa , sesuai ketentuan EYD, baik penulisan tanda baca dan penulisan kata.Selain itu kalimat efektif juga memiliki enam syarat keefektifan ,yaitu adanya (1) kesatuan , (2) kepaduan (3) kepararelan, (4) ketepatan, (5) kehematan, dan (6) kelogisan
Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mengungkapkan maksud penutur/ penulis secara tepat sehingga maksud itu dapat dipahami oleh pendengar / pembaca secara tepat pula[11]. Dengan kata lain kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mencapai sasarannya dengan baik sebagai alat komunikasi. Kalimat efektif memiliki diksi (pilihan kata)yang tepat, tidak mengalami kontaminasi frasa , sesuai ketentuan EYD, baik penulisan tanda baca dan penulisan kata.Selain itu kalimat efektif juga memiliki enam syarat keefektifan ,yaitu adanya (1) kesatuan , (2) kepaduan (3) kepararelan, (4) ketepatan, (5) kehematan, dan (6) kelogisan
(1) Kesatuan
Kesatuan
dalam kalimat efektif adalah dengan adanya ide pokok (S dan P) sebagai kalimat
yang jelas . Contoh :
· Bagi yang tidak berkepentingan dilarang masuk .(salah)
K P
· Yang tidak berkepentingan dilarang masuk. (benar)
S P
(2) Kepaduan
Kepaduan terjadinya hubungan yang padu antara unsur-unsur pembentuk kalimat. Yang termasuk unsur pembentuk kalimat adalah kata , frasa, tanda baca, dan fungsi sintaksis S-O-O-Pel-Ket. Kepaduan juga menyangkut pemakaian kata tugas yang tepat. Contoh :
Kepaduan terjadinya hubungan yang padu antara unsur-unsur pembentuk kalimat. Yang termasuk unsur pembentuk kalimat adalah kata , frasa, tanda baca, dan fungsi sintaksis S-O-O-Pel-Ket. Kepaduan juga menyangkut pemakaian kata tugas yang tepat. Contoh :
·
Kepada setiap pengemudi mobil harus memiliki surat
izin mengemudi .(tidak mempunyai subjek/ subjeknya tidak jelas). (salah)
· Setiap pengemudi mobil harus
memiliki surat izin mengemudi (subjeknya sudah jelas).(benar)
· Kami telah membicarakan tentang hal itu.(salah)
· Kami telah membicarakan hai
itu. (benar)
(3) Keparalelan
Keparalelan adalah pemakaian bentuk gramatikal yang sama untuk bagian-bagian kalimat tertentu.Umpamanya alam sebuah perincian,jika unsur pertama menggunakan verba (kata kerja) dan seterusnya juga harus verba .Jika unsur pertamanya nomina (kata benda), bentuk berikutnya juga harus nomina. Contoh :
Keparalelan adalah pemakaian bentuk gramatikal yang sama untuk bagian-bagian kalimat tertentu.Umpamanya alam sebuah perincian,jika unsur pertama menggunakan verba (kata kerja) dan seterusnya juga harus verba .Jika unsur pertamanya nomina (kata benda), bentuk berikutnya juga harus nomina. Contoh :
· Kami telah merencanakan
membangun pabrik, membuka hutan, pelebaran jalan
desa, dan membuat tali air. (salah)
· Kami telah merencanakan
membangun pabrik,membuka hutan,melebarkan jalan desa, dan membuat tali air.
(benar)
· Kakakmu menjadi dosen
atau sebagai pengusaha ? (salah)
· Kakakmu menjadi dosen atau
menjadi pengusaha ? (benar)
(4) Ketepatan
Ketepatan adalah kesesuain/ kecocokan pemakaian unsur- unsur yang membangun suatu kalimat sehingga terbentuk pengertian yang bulat dan pasti. Contoh :
Ketepatan adalah kesesuain/ kecocokan pemakaian unsur- unsur yang membangun suatu kalimat sehingga terbentuk pengertian yang bulat dan pasti. Contoh :
· Karyawan teladan itu memang
tekun belajar dari pagi sehingga petang.
(salah)
· Karyawan teladan itu memang
tekun belajar dari pagi sampai petang. (benar)
(5) Kehematan
Kehematan yaitu hemat pemakaian kata atau kelompok kata.Dengan kata lain tidak mengalami gejala bahasa pleonasme.Dengan hemat kata, diharapkan kalimat menjadi padat berisi. Contoh :
Kehematan yaitu hemat pemakaian kata atau kelompok kata.Dengan kata lain tidak mengalami gejala bahasa pleonasme.Dengan hemat kata, diharapkan kalimat menjadi padat berisi. Contoh :
· Hanya ini saja yang dapat saya berikan. (salah)
· Hanya ini
yang dapat saya berikan.(benar)
· Ini saja yang dapat saya berikan. (benar)
(6) Kelogisan
Kelogisan di sini adalah terdapatnya arti kalimat yang logis/ masuk akal. Supaya efektif, kata-kata dalam sebuah kalimat tidak boleh menimbulkan makna ambigu (ganda) atau tidak boleh mengandung dua pengertian.Contoh :
Kelogisan di sini adalah terdapatnya arti kalimat yang logis/ masuk akal. Supaya efektif, kata-kata dalam sebuah kalimat tidak boleh menimbulkan makna ambigu (ganda) atau tidak boleh mengandung dua pengertian.Contoh :
· Hari Kemerdekaan Republik
Indonesia ke-57.(salah)
Alasan : Seolah-olah ada 57
negara Republik Indonesia.
· Heri kemerdekaan ke-57
Republik Indonesia. (benar)
· Kepada Bapak Gubernur waktu
dan tempat kami persilahkan.(salah)
Alasan : Waktu dan tempat tidak
mungkin kami persilahkan.
· Bapak Gubernur kami
persilahkan. (benar)
F. Kesalahan
dalam Kalimat
Beberapa kesalahan yang terjadi dalam kalimat, diantaranya : (1) kalimat kontaminasi, (2) ketidakjelasan unsur S dan P dalam kalimat , (3) gejala pleonasme dalam kalimat,dan (4) penggunaan kata yang salah dalam kalimat.
Beberapa kesalahan yang terjadi dalam kalimat, diantaranya : (1) kalimat kontaminasi, (2) ketidakjelasan unsur S dan P dalam kalimat , (3) gejala pleonasme dalam kalimat,dan (4) penggunaan kata yang salah dalam kalimat.
(1) Kalimat
Kontaminasi
Kalimat kontaminasi atau kalimat rancu adalah kalimat yang kacau susunannya , namun kekacauan susunan kata dalam kalimat itu sifatnya khas[12]. Dikatakan khas karena adanya pembentukan satu kalimat yang kurang tepat dari dua kalimat yang benar sehingga gagasan kalimatnya menjadi kabur atau tidak jelas. Contoh :
Kalimat kontaminasi atau kalimat rancu adalah kalimat yang kacau susunannya , namun kekacauan susunan kata dalam kalimat itu sifatnya khas[12]. Dikatakan khas karena adanya pembentukan satu kalimat yang kurang tepat dari dua kalimat yang benar sehingga gagasan kalimatnya menjadi kabur atau tidak jelas. Contoh :
· Melalui kursus ini diharapkan
bermanfaat untuk meningkatkan keterampilan.(salah)
Bagian pertama kalimat di atas melalui kursus ini ; bagian keduanya diharapkan bermanfaat untuk… Hubungan bagian pertama dan kedua tidak cocok.Kalau kita bertanya ,”Apa yang diharapkan bermanfaat untuk meningkatkan keterampilan?” Jawabnya bukan “melalui kursus ini.”Jawaban yang tepat adalah “kursus ini”. Kalau bagian pertama ingin dipertahankan seperti itu, maka bagian kedua harus diubah menjadi : diharapkan dapat ditingkatkan keterampilan.
Bagian pertama kalimat di atas melalui kursus ini ; bagian keduanya diharapkan bermanfaat untuk… Hubungan bagian pertama dan kedua tidak cocok.Kalau kita bertanya ,”Apa yang diharapkan bermanfaat untuk meningkatkan keterampilan?” Jawabnya bukan “melalui kursus ini.”Jawaban yang tepat adalah “kursus ini”. Kalau bagian pertama ingin dipertahankan seperti itu, maka bagian kedua harus diubah menjadi : diharapkan dapat ditingkatkan keterampilan.
Mari
kita kembalikan kalimat pertama yang rancu itu kepada dua buah kalimat asalnya
yang benar.Perhatikan kalimat asal itu.
a. Kursus ini diharapkan
bermanfaat untuk meningkatkan keterampilan.(benar)
b. Melalui kursus ini diharapkan
dapat ditingkatkan keterampilan.(benar)
Contoh kalimat kontaminasi
lain, yaitu :
· Dalam perutnya mengandung
racun. (salah)
a. Dalam perutnya terkandung
racun.(benar)
b. Perutnya mengandung racun.
(benar)
(2) Ketidakjelasan Unsur Subjek dan Predikat dalam
Kalimat
Pada sebagian kalimat yang tidak jelas unsur S dan tidak memiliki unsur P akan membuat ketidakefektifan dan hanya memiliki unsur lain seperti O, Ket dan Pel. Contoh :
Pada sebagian kalimat yang tidak jelas unsur S dan tidak memiliki unsur P akan membuat ketidakefektifan dan hanya memiliki unsur lain seperti O, Ket dan Pel. Contoh :
o Di antara beberapa negara Eropa Barat berupaya membuat
heli antitank untuk menekan biaya bersama.(tidak jelas unsur S)
· Negara Eropa Barat berupaya
membuat heli antitank untuk menekan biaya bersama. (jelas unsur S)
o Ayah ke kantor jam tujuh pagi.(tidak ada unsur P)
· Ayah pergi ke
kantor jam tujuh pagi. (ada unsur P)
(3) Gejala Pleonasme dalam Kalimat
Yang dimaksud dengan gejala pleonasme dalam kalimat adalah penggunaan unsur kata atau bahasa yang berlebihan[13]. Contoh :
Yang dimaksud dengan gejala pleonasme dalam kalimat adalah penggunaan unsur kata atau bahasa yang berlebihan[13]. Contoh :
· Para tamu-tamu mulai datang ke
pesta itu. (salah)
Para tamu mulai datang ke
pesta itu. (benar)
Tamu-tamu mulai datang ke
pesta itu. (benar)
· Sejak dari terminal sampai
pesawat, Pamella diikuti terus oleh para wartawan asing (salah)
Sejak terminal sampai pesawat,
Pamella diikuti terus oleh para wartawan asing.(benar)
Dari terminal sampai pesawat,
Pamella diikuti terus oleh para wartawan asing. (benar)
(4) Penggunaan
Kata yang Salah dalam Kalimat
Beberapa penggunaan kata yang salah dalam kalimat diantara (a) penggunaan kata ”kalau” yang salah,(b) penggunaan kata “di” yang salah,(c) penggunaan kata ”daripada” salah, dan (d) pengulangan kata[14].
Beberapa penggunaan kata yang salah dalam kalimat diantara (a) penggunaan kata ”kalau” yang salah,(b) penggunaan kata “di” yang salah,(c) penggunaan kata ”daripada” salah, dan (d) pengulangan kata[14].
a) Penggunaan
Kata “Kalau” yang Salah
Kadang-kadang kita melihat pemakaian kata kalau yang kurang tepat sebagai unsur penghubung antarklausa seperti yang akan diperhatikan pada contoh di bawah ini. Kata kalau kita gunakan di depan klausa yang bersifat kondisional (=syarat).Isinya menyatakan sesuatu yang mungkin,namun dapat juga sesuatu yang tidak mungkin dilaksanakan atau mungkin tercapai. Dalam halseperti yang disebutkan terakhir itu, kata sambung kalaudapat diganti dengan kata lain yang menyatakan ketidakmungkinan itu, yaitu kataumpamanya, seandainya, andai kata dan sekiranya. Contoh :
Kadang-kadang kita melihat pemakaian kata kalau yang kurang tepat sebagai unsur penghubung antarklausa seperti yang akan diperhatikan pada contoh di bawah ini. Kata kalau kita gunakan di depan klausa yang bersifat kondisional (=syarat).Isinya menyatakan sesuatu yang mungkin,namun dapat juga sesuatu yang tidak mungkin dilaksanakan atau mungkin tercapai. Dalam halseperti yang disebutkan terakhir itu, kata sambung kalaudapat diganti dengan kata lain yang menyatakan ketidakmungkinan itu, yaitu kataumpamanya, seandainya, andai kata dan sekiranya. Contoh :
· Kalau engkau
bersungguh-sungguh belajar, engkau akan lulus dalam ujian nanti. (benar)
o Kalau engkau menjadi burung, biarlah aku menjadi dahan
tempatmu bertengger.(salah)
Kalimat 2 klausa bersyarat itu
berisi sesuatu yang mustahil.Mana mungkain orang akan menjelma menjadi
burung.Karena isinya mengandung ketidakmungkinan makna, kata kalau dapat diganti dengan kata lain,
misalnya andai kata, umpamanya, dan sekiranya. Contoh
:
· Andai kata engkau menjadi
burung, biarlah aku menjadi dahan tempatmu bertengger.(benar)
b) Penggunaan
Kata Depan “Di” yang Salah
Penggunaan kata depan “di”
yang salah, di antaranya :
o Pakaian itu disimpannya di dalam lemari. (salah)
· Pakaian itu disimpannya dalam
lemari.(benar karena kata depan “di” dihilangkan)
o Perkara itu di atas tanggungan sayalah. (salah)
· Perkara itu atas
tangungan sayalah.(benar karena kata depan “di” dihilangkan)
c) Penggunaan Kata “Daripada” yang Salah
Penggunaan
kata “daripada” yang salah, di antaranya :
o Pukulan smash daripada Icuk
menghujam tajam. (salah)
· Pukulan smash Icuk menghujam
tajam.(benar)
o Hati kita sedih melihat daripada penderitaan korban bencana itu.(salah)
· Hati kita sedih melihat
penderitaan korban bencana itu. (benar)
d) Pengulangan
Kata
Pengulangan
kata yang terjadi dalam kalimat , misalnya :
o Setahunnya hanya menghasilkan sekitar 200 film setahun.(salah)
· Setahun hanya menghasilkan 200
film. (benar)
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Dari
pembahasan tenteng kalimat maka diperoleh beberapa kesimpulan , yaitu :
1. Kalimat merupakan bagian
ujaran/tulisan yang mempunyai struktur minimal subjek (S), predikat (P) dan
intonasi finalnya menunjukkan bagian ujaran/tulisan itu sudah lengkap dengan
makna (bernada berita, tanya, atau perintah).
2. Kalimat dapat dibeda-bedakan
menjadi beberapa jenis menurut (a) jumlah klausa pembentuknya,(b) fungsi
isinya,(c) kelengkapan unsurnya, (d) susunan subjek dan predikatnya,dan (e)
sifat hubungan aktor-aksi.
3. Kalimat inti berbeda dengan
inti kalimat. Kalimat inti adalah kalimat yang terdiri atas S dan P. Sedangkan
inti kalimat adalh kalimat yang terdiri atas inti-inti kalimat atau unsur-unsur
kalimat yaitu S-P-O.
4. Kalimat efektif adalah kalimat
yang dapat mengungkapkan maksud penutur/ penulis secara tepat
sehingga maksud itu dapat dipahami oleh pendengar / pembaca secara tepat pula.
Dengan kata lain kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mencapai sasarannya
dengan baik sebagai alat komunikasi. Kalimat efektif memiliki diksi
(pilihan kata)yang tepat, tidak mengalami kontaminasi frasa ,
sesuai ketentuan EYD, baik penulisan tanda baca dan penulisan
kata.Selain itu kalimat efektif juga memiliki enam syarat keefektifan ,yaitu
adanya (1) kesatuan , (2) kepaduan (3) kepararelan, (4) ketepatan, (5)
kehematan, dan (6) kelogisan.
5. Dalam kalimat kita akan
menemui beberapa keasalan atau ketidakefektifan. Beberapa kesalahan yang
terjadi dalam kalimat, diantaranya : (1) kalimat kontaminasi, (2)
ketidakjelasan unsur S dan P dalam kalimat , (3) gejala pleonasme dalam
kalimat,dan (4) penggunaan kata yang salah dalam kalimat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar