BAB I
PENDAHULUAN
I . LATAR BELAKANG
Di
Indonesia program bayi tabung masih terdengar eksklusif di kalangan masyarakat
. Mereka yang kebanyakan melakukan program bayi tabung adalah pasangan yang
sulit memiliki keturunan . Bayi tabung adalah salah satu solusi bagi pasangan
yang memiliki gangguan kesuburan .
Bayi
tabung hadir di Indonesia sejak tahun 1987 , namun hingga sekarang pasangan
yang melakukan program bayi tabung masih sedikit dan jauh lebih kecil
dibandingkan negara-negara asia lainnya . Kebanyakan pasangan – pasangan yang
mengalami gangguan kesuburan memilih program bayi tabung justru mendatangi
negara tetangga , seperti Singapura dan Malaysia . Padahal di Indonesia , sudah
ada 20 klinik fertilitas dan bayi tabung di bawah naungan Perkumpulan
Fertilisasi In Vitro Indonesia ( PERFITRI ) .
II . PERUMUSAN
MASALAH
1.
Apa pengertian bayi tabung ?
2
. Bagaimana proses pembuatan bayi tabung ?
3
. Apa saja dampak dari melakukan bayi tabung ?
4
. Bagaimana resiko bayi tabung ketika dewasa ?
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
I . PENGERTIAN BAYI
TABUNG
Bayi tabung merupakan teknik pembuahan (fertilisasi)
antara sperma suami dan sel telur istri yang masing-masing diambil kemudian
disatukan di luar kandungan (in vitro) sebagai lawan “di dalam kandungan” (in
vivo). Biasanya medium yang digunakan adalah tabung khusus. Setelah beberapa
hari, hasil pembuahan yang berupa embrio atau zygote itu dipindahkan ke dalam
rahim. Teknik bayi tabung diperuntukkan bagi pasangan suami istri yang
mengalami infertilitas.(http://id.shvoong.com/medicine-and-health/genetics/2071363-pengertian-bayi-tabung/#ixzz267UvYENm)
Ada
yang mengartikan bahwa bayi tabung suatu
istilah teknis. Istilah ini tidak berarti bayi yangterbentuk di dalam tabung,
melainkan dimaksudkan sebagai metodeuntuk membantu pasangan subur yang
mengalami kesulitan di bidangpembuahan sel telur wanita oleh sel sperma
pria.. (http://ml.scribd.com/doc/40317881/Pengertian-bayi-tabung)
Menurut
Wikipedia bayi tabung atau pembuahan in vitro(bahasa
Inggris: in vitro
fertilisation) adalah sebuah teknikpembuahan dimana sel telur (ovum) dibuahi di luar tubuh wanita. Bayi tabung
adalah salah satu metode untuk mengatasi masalah kesuburan ketika metode
lainnya tidak berhasil. Prosesnya terdiri dari mengendalikan proses ovulasi
secara hormonal, pemindahan sel telur dari ovarium dan pembuahan oleh sel sperma dalam sebuah medium cair. (http://id.wikipedia.org/wiki/Fertilisasi_in_vitro )
II . PROSES PEMBUATAN
BAYI TABUNG
Berikut
beberapa tahapan dalam proses bayi tabung :
1. Seleksi pasien. Pada proses ini, tingkat kesuburan
Anda dan suami akan dilihat. Anda pun harus menjalani pemeriksaan untuk
memastikan kondisi rahim sehat, bebas dari mioma atau kanker, dan tidak
mengidap penyakit menular.
2. Merangsang indung telur. Dalam ovulasi alami
dibutuhkan hanya satu sel telur. Dalam proses bayi tabung dibutuhkan banyak sel
telur untuk dibuahi oleh sperma sehingga dokter dapat memilih embrio yang
paling berkualitas untuk dimasukkan kembali ke rahim sang ibu.
3. Pemantauan pertumbuhan folikel (cairan tempat
pertumbuhan sel telur) melalui ultrasonografi untuk melihat kematangan sel
telur yang akan diambil.
4. Mematangkan sel telur.
5. Pengambilan sel telur dari tubuh ibu.
6. Pengambilan sel sperma suami melalui mansturbasi. Pemilihan
sel
sperma berkualitas yaitu sperma yang gesit dan berjalan lurus.
sperma berkualitas yaitu sperma yang gesit dan berjalan lurus.
7. Pembuahan yang dibantu oleh dokter di laboratorium.
8. Pengembangan menjadi embrio. Embrio terbaik akan
dimasukkan kembali
ke dalam rahim ibu.
ke dalam rahim ibu.
9. Penguatan dinding
rahim agar siap menerima kehadiran janin.
10. Embrio yang tersisa akan dibekukan dan disimpan,
dan akan kembali dimasukkan ke dalam rahim ibu jika kehamilan gagal terjadi
atau untuk kehamilan selanjutnya.
III . DAMPAK
MELAKUKAN BAYI TABUNG
Selama
ini memang belum diketahui secara pasti, apakah meningkatnya jumlah cacat bawaan
tersebut memang murni dampak bayi tabung ataukah faktor lainnya. Tetapi yang
pasti, kasus cacat bawaan memang banyak ditemukan pada pembuahan buatan
dibandingkan dengan pembuahan alami. Artinya, dampak bayi tabung memang
berisiko menimbulkan cacat bawaan pada bayi. Cacat bawaan ini mencakup cacat
yang terlihat maupun yang tidak, semisal kelainan pada ginjal, jantung, maupun
organ tubuh lainnya.
Dampak bayi tabung yang lain adalah risiko bayi
terlahir kembar. Pada proses bayi tabung, pembuahan dilakukan terhadap beberapa sel telur
sekaligus. Dari beberapa sel telur tersebut kadang-kadang berkembang secara
bersamaan di dalam rahim. Akibatnya, terjadi kehamilan kembar yang bisa lebih
dari dua. Jika ini terjadi, peluang janin untuk bisa terus berkembang di dalam
rahim akan semakin sedikit.
Adapun dampak negatif bayi tabung yang sudah diketahui
adalah efek samping bagi ibu dan anak akibat dari penggunaan obat-obatan pemicu
ovulasi yang digunakan selama proses bayi
tabung. Selain itu, proses
bayi tabung juga berisiko menyebabkan pendarahan saat tahap pengambilan sel
telur (Ovum Pick-Up). Meskipun pada faktanya jarang terjadi, namun penggunaan
jarum khusus yang dimasukkan ke dalam rahim saat proses pengambilan sel telur,
tetap membuka peluang terjadinya pendarahan.
Dampak negatif bayi tabung lainnya antara lain:
kehamilan di luar kandungan (kehamilan ektopik), kemungkinan terjadinya sebesar
5%; ibu terserang infeksi, rhumatoid arthritis (lupus), serta alergi; mengalami
risiko keguguran sebesar 20%; terjadinya Ovarian Hyperstimulation Syndrome
(OHSS). OHSS merupakan komplikasi dari perkembangan sel telur sehingga
dihasilkan banyak folikel. Akibatnya, terjadilah akumulasi cairan di perut.
Cairan ini bisa sampai ke dalam rongga dada. Karena keberadaan cairan tersebut
bisa mengganggu fungsi tubuh maka harus dikeluarkan. Hanya saja risiko
terjadinya OHSS relatif kecil, hanya sekitar 1% saja. (http://www.bayitabung.net/77/menelisik-dampak-bayi-tabung/) .
VI . RESIKO BAYI
TABUNG KETIKA DEWASA
A
. SAKIT JANTUNG
Penelitian yang
dipublikasikan dalam jurnal Circulation ini relatif kecil sehingga
tidak cukup menunjukkan bahwa orang yang dilahirkan melalui prosedur bayi
tabung lebih berisiko menderita serangan jantung atau stroke. Temuan ini hanya
menunjukkan bahwa orang yang dilahirkan dari bayi tabung lebih mungkin
terserang tekanan darah tinggi, diabetes, serangan jantung atau stroke
menjelang paruh baya.
Yang juga menjadi perhatian prof Celermajer, tekanan
yang dialami oleh sel-sel induk dalam embrio mungkin juga mempengaruhi pembuluh
darah dan organ lain. Jadi ia mendesak untuk memeriksa ginjal, hati, otak,
paru-paru dan organ lain yang juga bisa terpengaruh. ( http://health.detik.com/read/2012/04/19/173510/1896673/763/bayi-tabung-lebih-berisiko-sakit-jantung-saat-dewasa ) .
B
. SAKIT KANKER
REPUBLIKA.CO.ID, CHICAGO -- Untuk pertama kalinya,
sebuah studi besar tentang kondisi kesehatan anak-anak hasil program bayi
tabung dirilis. Hasilnya antara lain menyebutkan, bayi hasil pembuahan di luar
rahim mempunyai risiko tinggi terkena penyakit kanker. Namun para peneliti
mengatakan kemungkinan tidak ada hubungannya dengan bagaimana bayi itu
dikandung.
"Kemungkinan
besar, itu terkait dengan genetika dari orangtua yang beralih ke fertilisasi in
vitro (IVF) karena infertilitas," demikian simpulan penelitian. Penelitian
sebelumnya menunjukkan, bayi hasil program fertilitas in vitro cenderung lahir
prematur dan memiliki masalah pernapasan saat lahir - ciri terkait dalam
penelitian lain dengan risiko kanker meningkat. Namun, kanker pada anak-anak
jarang terjadi meskipun mereka beresiko tinggi .
"Ini lebih menenangkan," kata Dr Bengt
Kallen, penulis utama penelitian dan peneliti di University of Lund. Risiko
itu, katanya, sangat kecil sehingga tidak perlu dicemaskan.
Penelitian menguji
anak-anak Swedia yang dikandung setelah melalui proses IVF, di mana sel telur
dibuahi dengan sperma dalam tabung di laboratorium dan kemudian ditanam dalam
rahim. Penelitian tentang risiko kesehatan yang mungkin terjadi termasuk kanker
dan cacat lahir pada anak-anak IVF memiliki hasil yang beragam.
Dr Tommaso Falcone,
pakar ginekologi dan kebidanan Klinik Cleveland tidak yakin apakah hasil
yang sama akan ditemukan di Amerika Serikat yang rasnya lebih beragam. Sekitar
57 ribu bayi yang lahir melalui IVF di AS, atau sekitar 1 persen dari
semuakelahiran.
Peneliti melakukan
pendataan terhadap lebih dari 2,4 juta Kelahiran di Swedia antara tahun
1982 dan 2005, termasuk hampir 27 ribu bayi hasil IVF. Bersamaan dengan itu,
dilacak data kanker pada anak-anak sampai dengan 19 tahun.
Secara keseluruhan, 53 anak-anak dikembangkan IVF
berkecenderungan memiliki kanker, atau 42 persen lebih tinggi pada anak-anak
dengan proses kehamilan biasa. "Leukemia dan kanker otak adalah yang
paling umum," kata Dr Kallen. Ia mengatakan kemungkinan alasan untuk
kecenderungan ini adalah adanya sifat-sifat tak dikenal dalam keluarga yang
mungkin berhubungan dengan infertilitas dan risiko kanker.
Namun ya itu
tadi, berita bagusnya, kasus ini baru dijumpai ketika anak-anak ini telah
tumbuh menjadi dewasa. "Risiko untuk kanker pada anak-anak ini masih
sangat rendah, kurang dari 1 persen," kata Dr Falcone.
(http://www.republika.co.id/berita/breaking-news/kesehatan/10/07/20/125373-bayi-tabung-berisiko-tinggi-terhadap-kanker-saat-dewasa)
(http://www.republika.co.id/berita/breaking-news/kesehatan/10/07/20/125373-bayi-tabung-berisiko-tinggi-terhadap-kanker-saat-dewasa)
BAB III
PENUTUP
I . KESIMPULAN
Bayi
tabung merupakan teknik pembuahan dimana sel telur (ovum) dibuahi di luar tubuh wanita. Bayi tabung
adalah salah satu metode untuk mengatasi masalah kesuburan ketika metode
lainnya tidak berhasil. Prosesnya terdiri dari mengendalikan proses ovulasi
secara hormonal, pemindahan sel telur dari ovarium dan pembuahan oleh sel sperma dalam sebuah medium cair.
Dampak
dari melakukan bayi tabung seperti cacat bawaan , bayi terlahir kembar ,
pendarahan saat tahap pengambilan sel telur , dan kehamilan diluar kandungan .
Resikonya ketika dewasa , bayi tabung bisa saja terkena penyakit jantung atau
penyakit kanker .
II . SARAN
Sebaiknya mereka pasangan yang ingin melakukan program bayi tabung
berkonsultasi terlebih dahulu kepada dokter apa dampak setelah melakukan
program bayi tabung dan resiko terhadap anak setelah dewasa nantinya . Sehingga
tidak menimbulkan hal yang tidak diinginkan dikemudian hari .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar